Janji Bantu Korsel Hadapi Korut, Joe Biden: Jika Perlu Kirim Senjata Nuklir

SEOUL, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan mitranya dari Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, sepakat untuk menggelar latihan perang lebih besar dengan mengerahkan lebih banyak senjata. Latihan ini diperlukan menyusul semakin meningkatnya aktivitas persenjataan Korea Utara (Korut).
Di samping itu kedua pemimpin juga sepakat untuk tetap membuka keran diplomasi dengan Korut serta mencari cara untuk mengirim bantuan terkait lonjakan kasus Covid-19.
Biden dan Yoon menilai, kerja sama kedua negara peru ditingkatkan, bukan hanya untuk menghadapi ancaman Korut, tapi menjaga stabilitas di Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka serta melindungi rantai pasokan global.
Di awal pemerintahannya, Yoon meminta jaminan keamanan dari AS terhadap ancaman Korut. Terkait permintaan itu, Biden menegaskan kembali komitmen negaranya untuk membela Korsel, bila perlu dengan mengirim senjata nuklir.
Kedua pihak sepakat mempertimbangkan untuk memperluas latihan militer gabungan yang sempat dikurangi beberapa tahun terakhir guna meredakan ketegangan. Namun sekarang AS berjanji untuk mengerahkan aset-aset militer strategis yang biasanya mencakup pesawat pengebom jarak jauh, kapal selam pembawa rudal, serta kapal induk, guna mencegah ambisi militer Korut.
Saat ditanya bersedia bertemu dengan Kim Jong Un, Biden menjawab hal itu bergantung dari sang pemimpin Korut.
"Mengenai apakah saya akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara, itu akan bergantung pada apakah dia tulus dan apakah dia serius," kata Biden, dalam konferensi pers bersama Yoon, Sabtu (21/5/2022), seperti dilaporkan Reuters.
Lebih lanjut Biden mengatakan pemerintahannya juga telah menawarkan bantuan vaksin Covid-19 ke Korut, bahkan China, yang kini sedang memerangi wabah. Namun sejauh ini belum ada tanggapan.
"Kami belum mendapat respons," kata Biden.
Korut melaporkan penambahan harian lebih dari 200.000 pasien yang mengalami gejala demam selama 5 hari berturut-turut. Korut diyakini hanya memiliki sedikit persediaan vaksin atau pengobatan modern untuk menangani pandemi.
Editor : Anton Suhartono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar