Rusia Stop Pasokan Gas ke Eropa, Harga Minyak Naik Tidak Karuan - jpnn
Rusia Stop Pasokan Gas ke Eropa, Harga Minyak Naik Tidak Karuan

bali.jpnn.com, MOSKOW - Keputusan Rusia memberikan sanksi kepada beberapa perusahaan gas Eropa memicu kenaikan harga minyak di pasar energi dunia.
Harga minyak dilaporkan melonjak lebih dari lima persen pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WITA setelah aliran gas Rusia ke Eropa turun drastis.
Rusia pada Rabu kemarin (11/5) memberikan sanksi kepada 31 perusahaan yang berbasis di negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap Moskow setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.
Keputusan Rusia tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa gangguan serupa dapat terjadi bahkan ketika harga sudah melonjak.
Masalah kian pelik setelah aliran gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina turun seperempat setelah Kyiv menghentikan penggunaan rute transit utama, menyalahkan campur tangan pasukan pendudukan Rusia.
Ini adalah pertama kalinya ekspor melalui Ukraina terganggu sejak invasi militer terjadi.
Langkah itu menimbulkan kekhawatiran bahwa gangguan serupa dapat terjadi bahkan ketika harga sudah melonjak.
Uni Eropa telah mengancam embargo penuh minyak Rusia, meskipun negosiasi terus berlanjut.
Karena peran Rusia sebagai pengekspor minyak mentah dan bahan bakar terbesar, gangguan - yang diperkirakan akan memburuk - telah menyebabkan pasar mengetat di seluruh dunia, terutama untuk produk olahan seperti minyak diesel.
"Harga akan terus bergerak naik terutama jika Uni Eropa mencapai kesepakatan untuk menghentikan pembelian minyak Rusia tahun ini," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston dilansir Antara dari Reuters.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 5,05 dolar AS atau 4,9 persen, menjadi menetap di 107,51 dolar AS per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman bertambah 5,95 dolar AS atau 6,0 persen, menjadi ditutup di 105,71 dolar AS per barel.
Sejauh ini Uni Eropa masih tawar-menawar embargo minyak Rusia, yang menurut para analis akan semakin memperketat pasar dan mengalihkan arus perdagangan.
Pemungutan suara membutuhkan dukungan dengan suara bulat, tetapi telah ditunda karena Hongaria telah berusaha keras menentangnya.
Angka terbaru pada persediaan AS menggarisbawahi dinamika yang mendorong harga lebih tinggi.
Meskipun stok minyak mentah AS meningkat lebih dari 8 juta barel - sebagian besar karena pelepasan cadangan strategis - stok bensin turun 3,6 juta barel dan stok produk sulingan juga turun.
Kapasitas penyulingan telah berkurang di Amerika Serikat dan negara tersebut telah menggenjot ekspor untuk memenuhi permintaan dari pembeli di luar negeri.
Pada 2022, Amerika Serikat telah mengekspor secara bersih, sekitar 4 juta barel bahan bakar setiap hari.
"Angka tingkat pemanfaatan 90 persen tidak seperti dulu karena kapasitas keseluruhan turun.
"Kami melihat penyulingan tidak mampu memenuhi permintaan bensin," ujar Tony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging.
Harga minyak mentah telah melonjak pada 2022 karena invasi Rusia ke Ukraina menambah kekhawatiran pasokan, dengan Brent mencapai 139 dolar AS, tertinggi sejak 2008, pada Maret. (antara/lia/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ali Mustofa