Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Fiqh Sholat Idul Fitri Sholat Ied

    Tata Cara Sholat Idul Fitri, Lengkap dengan Niat dan Artinya - NU Online

    3 min read

     

    Tata Cara Sholat Idul Fitri, Lengkap dengan Niat dan Artinya

    Muhamad Abror

    Selasa, 26 April 2022 | 12:00 WIB

    Ilustrasi. (Foto: NU Online)

    Jakarta, NU Online 

    Salah satu anjuran umat Muslim pada hari Idul Fitri adalah melaksanakan shalat id. Hukum shalat ini adalah sunnah muakkadah (sangat  dianjurkan) sejak disyariatkanya pada tahun kedua hijriah. Rasulullah selalu melaksanakannya hingga beliau wafat dan dilanjutkan oleh umatnya sampai sekarang.

    Secara umum syarat dan rukun shalat Idul Fitri sama sebagaimana shalat fardhu lima waktu. Hanya, ada beberapa tambahan tekins yang sifatnya sunnah. Waktu shalat dimulai sejak matahari terbit sampai masuk waktu shalat dhuhur.

    Berbeda dari shalat Idul Adha yang dianjurkan mengawalkan waktu untuk memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian shalat id, shalat Idul Fitri disunnahkan memperlambatnya. Hal ini untuk memberi kesempatan mereka yang belum berzakat fitrah.

    Berikut adalah tata cara shalat Idul Fitri sebagaimana pernah dipublikasikan NU Online dalam tulisan berjudul Tata Cara Shalat Idul Fitri.

    1. Pertama adalah niat shalat Idul Fitri di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram (membaca Allâhu akbar), dan disunnahkan untuk melafalkan niat sebelumnya. Berikut lafal niatnya,

    أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى 

    Ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak’ataini ma’mûman (jika jadi imam pakai “imaman”) lillâhi ta’âlâ 

    Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.” 

    2. Membaca doa ifititah, kemudian disunnahkan untuk tabir sebanyak tujuh kali. Di sela-sela tiap takbir dianjurkan untuk membaca lafal berikut,

    اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا 

    Allâhu akbar kabîran, wal ḫamdulillâhi katsîran, wa subḫânallâhi bukratan wa ashîla

    Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.” 

    Atau bisa juga lafal ini, 

    سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ 

    Subḫânallâhi wal ḫamdulillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar

    Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.” 

    3. Membaca surat Al-Fatihah. Setelah itu disunnahkan untuk membaca surat Al-A’la, lalu dilanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa. 

    4. Setelah takbir untuk berdiri rakaat kedua, disunnahkan untuk takbir sebanyak lima kali seperti takbir pada rakaat pertama. Kemudian membaca surat Al-Fatihah dan dianjurkan membaca surat Al-Ghasiyah. Lalu lanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam. 

    5. Selesai salam, jamaah dianjurkan untuk mendengarkan khutbah yang disampaikan khatib terlebih dulu, jangan dulu beranjak dari tempat. 

    Kontributor: Muhamad Abror
    Editor: Aiz Luthfi

    Tags:
    Komentar
    Additional JS