6 Hal tentang Calon Bintara Gagal karena Buta Warna Parsial - detikNews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

6 Hal tentang Calon Bintara Gagal karena Buta Warna Parsial - detikNews

Share This

 

6 Hal tentang Calon Bintara Gagal karena Buta Warna Parsial

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 01 Jun 2022 08:26 WIB
Jelang aksi unjuk rasa buruh, ada ribuan personel gabungan yang dikerahkan untuk amankan gedung DPR. Aksi itu dilakukan untuk menolak revisi UU Ketenagakerjaan.
Polisi melakukan pengamanan demo (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Fahrifadillah Nur Rizky (21) dinyatakan tidak memenuhi syarat dalam seleksi Bintara Polri setelah dinyatakan mengalami buta warna parsial. Fahri pun akhirnya tidak dapat mengikuti pendidikan Bintara Polri setelah dinyatakan lolos seleksi tahap I.

Fahri dinyatakan buta warna parsial setelah panitia pusat melakukan supervisi terhadap peserta. Fahri sempat diberikan kesempatan untuk tes buta warna parsial di RS Polri, tetapi gagal dan dinyatakan buta warna parsial.

Berikut sejumlah alasan polisi terkait Fahri yang dinyatakan buta warna parsial:


1) Fahri 3 Kali Ikut Seleksi dan Gagal karena Buta Warna

Polda Metro Jaya menjelaskan Fahrifadillah Nur Rizky sudah 3 kali mengikuti seleksi penerimaan Bintara Polri sejak 2019. Dari ketiga kali seleksi itu Fahri gagal karena kondisi buta warna parsial.

"Pada tahun 2019, yang bersangkutan dalam uji seleksi calon Bintara tidak memenuhi syarat pada tahap pemeriksaan kesehatan dengan diagnosis buta warna parsial," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Tahun berikutnya Fahri mencoba lagi mendaftar penerimaan Bintara Polri. Tetapi Fahri kembali dinyatakan gagal karena buta warna parsial.

Baca juga:

"Pada tahun 2020, yang bersangkutan ikut tes dan gagal dengan diagnosis buta warna parsial," ujar Zulpan.

Di kesempatan ketiga kalinya pada saat pendaftaran Bintara Polri tahun ajaran (TA) 2021, Fahri lolos seleksi dengan ranking 35 dari 1.200 peserta. Tetapi kemudian Fahri dinyatakan tidak memenuhi syarat karena kondisi buta warna parsial setelah dilakukan supervisi peserta oleh tim panitia seleksi pusat atau Mabes Polri.


2) Tim Supervisi Nyatakan Fahri Alami Buta Warna Parsial

Zulpan menjelaskan Fahri baru diketahui mengalami buta warna parsial setelah panitia pusat melakukan supervisi terhadap ratusan peserta yang lolos seleksi tahap I. Saat supervisi inilah diketahui Fahri memiliki kondisi buta warna parsial.

"Supervisi yang dipimpin ketua tim menemukan yang bersangkutan tidak memenuhi syarat dengan temuan buta warna parsial," ujar Zulpan.

3) Fahri Diberi Kesempatan Tes Ulang tapi Gagal

Atas temuan itu, Polda Metro Jaya melakukan pendalaman dengan melakukan pemeriksaan terhadap Fahri di tempat terakreditasi dan disaksikan Kabid Dokkes dan Kabid Propam serta dari Biro SDM. Kemudian pada Selasa 25 Januari 2022 Polda Metro Jaya dalam hal ini panitia beserta orang tua atau wali yang bersangkutan melaksanakan pendalaman hasil temuan supervisi yang dilakukan di RS Polri.

Hasil pendalaman dinyatakan Fahri buta warna parsial. Oleh karena itu, Fahri dicoret mengikuti pendidikan bintara Polri.

"Ini yang membuat yang bersangkutan tidak bisa mengikuti pendidikan karena ini syarat utama dari segi kesehatan bagi anggota Polri untuk tidak buta warna," tuturnya.

Baca juga:

Baca di halaman selanjutnya: Fahri menghafal tes buta warna.

Simak Video 'Klarifikasi Polisi soal Viral Curhatan Calon Bintara Gagal karena 'Ditukar':


4) Polisi Sebut Fahri Menghafal Tes Buta Warna

Tes buta warna adalah syarat mutlak sebagai anggota Polri. Peserta seleksi tidak boleh memiliki buta warna.

Fahri sendiri sudah 3 kali ikut seleksi dan selalu gagal karena buta warna. Tetapi pada seleksi keempat kalinya Fahri lulus tes buta warna. Polisi menduga Fahri berstrategi dengan menghafal tes buta warna.

"Dia kan sudah tahu kekurangannya. Kekurangan itulah dimungkinkan dia berstrategi. Caranya gimana? Menyiasati tentang buta warna itu. Diberitahukan Biddokes kemarin," kata Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo saat dihubungi detikcom, Selasa (31/5/2022).

Sebelumnya, Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setioboedi menjelaskan alasan mengapa Fahri bisa lolos tes buta warna saat seleksi. Didiet menduga Fahri telah menghafal tes buta warna.

Baca juga:

"Kemungkinan terbesar yang bersangkutan belajar tentang buta warna, dia menghafal," kata Didiet Setioboedi dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Menurut Didiet, pengalaman tes itu dijadikan pelajaran oleh Fahri. Pemuda itu diduga telah mempelajari buku tes buta warna sehingga bisa lulus seleksi tahap I.

"Buku ini memang dijual bebas di tempat alat kesehatan, kayak Kimia Farma, sehingga dia bisa belajar letak-letaknya. Dan setelah melakukan pemeriksaan mendalam sekali baru ketahuan. Kemungkinan dia belajar dan menghafal di buku ini karena dari tahun ke tahun pakai buku ini," beber Didiet.

Baca juga:


Baca di halaman selanjutnya: alasan polisi tak boleh buta warna.

5) Penjelasan Polda Metro soal Posisi Fahri Ditukar Jelang Pendidikan

Polda Metro Jaya memberikan penjelasan bahwa Fahri gagal pendidikan karena masalah buta warna parsial saat dilakukan supervisi sebelum mengikuti pendidikan. Posisinya lalu digantikan orang lain untuk memenuhi kuota didik.

"Tentang mekanisme pengganti itu berdasarkan petunjuk dari Polri. Pertama, terkait dengan kuota didik mengikuti pendidikan pembentukan Bintara Polri di Polda Metro, apabila 1) tidak memenuhi syarat, kemudian ranking di bawahnya naik," kata Karo SDM Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Langgeng mengatakan sistem pergantian itu pun telah sesuai prosedur. Dia memastikan tidak ada pihak yang diistimewakan dalam proses tersebut.

"Itu pun dilakukan mekanisme sidang terbuka juga, melalui wanjak (dewan analis kebijakan). Tambahan, satu ini bukan atensi, ini adalah langkah untuk memenuhi kuota didik. Prosesnya pun dilakukan secara prosedur dan melibatkan pengawas juga," jelas Langgeng.

"Ini (pengganti Fahri) bukan titipan," Langgeng menegaskan.

Baca juga:

6) Alasan Mengapa Polisi Tak Boleh Buta Warna


Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan mengatakan sehat jasmani dan rohani adalah salah satu syarat mutlak bagi calon anggota Polri. Dia menyebutkan permasalahan kesehatan, termasuk buta warna, akan berpengaruh pada kinerja polisi itu sendiri saat bertugas.

"Karena dampaknya bagi dia dan masyarakat jika ada anggota Polri yang memiliki kelainan kesehatan buta warna parsial," kata Zulpan saat dihubungi, Selasa (31/5/2022).

Zulpan lalu mencontohkan penugasan di satuan polisi lalu lintas. Dia menyebut polisi yang memiliki masalah buta warna bisa saja merugikan masyarakat ketika tidak bisa membaca warna di rambu lalu lintas.

"Dalam tugasnya di lapangan contoh jika dia bertugas mengatur arus lalu lintas, maka tidak bisa membedakan atau melihat perbedaan lampu, merah, kuning hijau. Itu bisa berdampak pada keselamatan yang bersangkutan dan masyarakat dan banyak hal lain yg bisa ditimbulkan. Ini syarat mutlak," jelas Zulpan.

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages