Awas Terkecoh, Ini Beda Gejala BA.4-BA.5 & Batuk Pilek Biasa - CNBC Indonesia

 

Awas Terkecoh, Ini Beda Gejala BA.4-BA.5 & Batuk Pilek Biasa

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Tech
23 June 2022 09:55
Pemeriksaan test PCR Covid-19 di salah satu Lab test Covid-19 di kawasan Cilandak, Jakarta, Kamis (16/6/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Pemeriksaan test PCR Covid-19 di salah satu Lab test Covid-19 di kawasan Cilandak, Jakarta, Kamis (16/6/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 disebut menjadi biang kerok kembali naiknya kasus Covid-19 di Indonesia.

Kementerian Kesehatan memperkirakan lonjakan kasus yang disebabkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi bulan depan. Perkiraan tersebut, berdasarkan pengalaman dalam menghadapi subvarian sebelumnya.

Lalu pada subvarian Omicron ini apa gejala yang membedakannya dengan batuk pilek biasa?

Menurut epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengacu pada data di negara lain seperti Portugal, pasien dengan infeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang belum divaksinasi Covid-19 dosis lengkap mengalami gejala yang hampir mirip dengan varian Delta. Salah satunya, kehilangan kemampuan mencium bau atau anosmia.

"Ada kehilangan penciuman, rasa lelah. Pada kasus yang berat bisa seperti Delta mengalami harus ke rumah sakit," ujarnya.

Kemiripan gejala tersebut terjadi karena subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 mengadopsi kombinasi gejala varian Delta dan varian Omicron.

"BA.4 dan BA.5 ini dia memiliki karakter yang kombinasi antara kecepatan menginfeksi yang diwarisi dari Omicron, [yaitu] cepat dan mudah menginfeksi baik yang belum atau sudah divaksinasi, bahkan jauh lebih efektif sekarang," terangnya.

Sementara itu, ahli penyakit dalam Adria Rusli dari RSPI Sulianti Saroso menjelaskan bahwa masa inkubasi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih cepat daripada Omicron asli (BA.1) dan Delta.

Seseorang yang terinfeksi subvarian ini bisa mengalami gejala berupa batuk hingga sakit menelan dalam waktu dua sampai tiga hari. Tidak seperti Omicron dan Delta yang biasanya membutuhkan waktu sampai lima atau tujuh hari.

Beda dengan Batuk Pilek Biasa

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan menjelaskan jika flu jarang disertai dengan nyeri tenggorokan atau tenggorokan gatal. Sedangkan dua gejala tersebut banyak ditemukan pada varian Omicron.

Ia menerangkan, gejala yang khas pada Omicron adalah hidung tersumbat atau rinore, batuk, nyeri tenggorokan, terutama tenggorokan gatal.

"Memang sedikit mirip dengan [gejala] flu," ujarnya dalam Seminar Daring berjudul Super-immunity and Implication on New Variant of Covid-19", beberapa waktu lalu.

"Namun jarang flu biasa itu nyeri tenggorokan dan jarang tenggorokan gatal, flu biasanya adalah pilek dan kadang-kadang disertai batuk." imbuhnya.

Sedangkan menurut laporan CDC Amerika Serikat (AS), pasien dengan Covid-19 bisa menular lebih lama dibandingkan penderita flu. Penyakit ini menularkan selama satu hari sebelum menunjukkan gejala.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya