Gus Yahya sebut R20 bertujuan membuat agama menjadi solusi masalah - ANTARA News
Senin, 20 Juni 2022 22:48 WIB
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan salah satu kegiatan dalam peringatan Satu Abad NU, yakni Religion of Twenty (R20), bertujuan untuk membuat agama menjadi solusi dari beragam masalah.
"Tujuan diselenggarakannya R20 adalah bagaimana para pemimpin agama ini bicara supaya agama berhenti jadi bagian dari masalah dan mulai menjadi bagian dari solusi," kata Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf, dalam konferensi pers "Kick Off Peringatan 1 Abad NU" di Jakarta, Senin.
Sejauh ini, lanjut dia, agama masih menjadi bagian dari beragam masalah di dunia karena ada pihak-pihak yang memperalat agama untuk mencapai berbagai tujuan-tujuan mereka sehingga para pemimpin perlu melakukan pembicaraan yang jujur untuk mengatasi persoalan tersebut.
Baca juga: PBNU harap Satu Abad NU jadi momentum NU masuki era kebangkitan baru
Lebih lanjut, Gus Yahya menjelaskan R20 merupakan forum yang akan dihadiri oleh para pemimpin agama di dunia dan dikaitkan dengan forum G20 yang dipimpin oleh Indonesia pada November mendatang.
Dengan demikian, ujar dia, berdasarkan persetujuan pemerintah, R20 menjadi kegiatan tambahan dalam G20.
"Sudah ada persetujuan dari pemerintah bahwa R20 yang akan kami selenggarakan akan menjadi salah satu side event atau kegiatan tambahan dalam forum G20 pada bulan November mendatang," ucap Gus Yahya.
Terkait dengan tanggal pelaksanaannya, Gus Yahya mengatakan hal tersebut akan dibicarakan lebih lanjut dengan pemerintah dan para pemimpin agama yang diundang.
Adapun sejumlah pemimpin agama yang diundang oleh NU, di antaranya adalah Paus Fransiskus. Secara langsung, Gus Yahya telah menyampaikan undangan untuk menghadiri R20 kepada Paus Fransiskus pada 8 Juni yang lalu.
"Yang akan kami undang adalah para tokoh agama, seperti Paus Fransiskus. Kemarin pada tanggal 8 Juni, saya sudah menemui beliau dan sudah menyampaikan undangan," kata dia.
Selain Paus Fransiskus, NU juga akan mengundang Uskup Agung Canterbury ke-105 Justin Portal Welby, pemimpin internasional agama Hindu, Buddha, dan beberapa pemimpin agama lainnya.
"Tujuan diselenggarakannya R20 adalah bagaimana para pemimpin agama ini bicara supaya agama berhenti jadi bagian dari masalah dan mulai menjadi bagian dari solusi," kata Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf, dalam konferensi pers "Kick Off Peringatan 1 Abad NU" di Jakarta, Senin.
Sejauh ini, lanjut dia, agama masih menjadi bagian dari beragam masalah di dunia karena ada pihak-pihak yang memperalat agama untuk mencapai berbagai tujuan-tujuan mereka sehingga para pemimpin perlu melakukan pembicaraan yang jujur untuk mengatasi persoalan tersebut.
Baca juga: PBNU harap Satu Abad NU jadi momentum NU masuki era kebangkitan baru
Lebih lanjut, Gus Yahya menjelaskan R20 merupakan forum yang akan dihadiri oleh para pemimpin agama di dunia dan dikaitkan dengan forum G20 yang dipimpin oleh Indonesia pada November mendatang.
Dengan demikian, ujar dia, berdasarkan persetujuan pemerintah, R20 menjadi kegiatan tambahan dalam G20.
"Sudah ada persetujuan dari pemerintah bahwa R20 yang akan kami selenggarakan akan menjadi salah satu side event atau kegiatan tambahan dalam forum G20 pada bulan November mendatang," ucap Gus Yahya.
Terkait dengan tanggal pelaksanaannya, Gus Yahya mengatakan hal tersebut akan dibicarakan lebih lanjut dengan pemerintah dan para pemimpin agama yang diundang.
Adapun sejumlah pemimpin agama yang diundang oleh NU, di antaranya adalah Paus Fransiskus. Secara langsung, Gus Yahya telah menyampaikan undangan untuk menghadiri R20 kepada Paus Fransiskus pada 8 Juni yang lalu.
"Yang akan kami undang adalah para tokoh agama, seperti Paus Fransiskus. Kemarin pada tanggal 8 Juni, saya sudah menemui beliau dan sudah menyampaikan undangan," kata dia.
Selain Paus Fransiskus, NU juga akan mengundang Uskup Agung Canterbury ke-105 Justin Portal Welby, pemimpin internasional agama Hindu, Buddha, dan beberapa pemimpin agama lainnya.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Terkait
Komentar
Posting Komentar