Selama 21 Tahun, Kakek Ini Tetap Jualan Roti Canai Seharga Rp 1.600

Seorang penjual roti canai mengaku tak pernah menaikkan harga makanannya. Sejak buka dari 21 tahun lalu hingga kini, rotinya dibanderol Rp 1.600 saja.
Melakukan suatu bisnis tentunya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Ketika harga bahan baku yang dibutuhkan naik, maka wajar jika harga makanan yang dijual juga naik.
Terlebih akhir-akhir ini ketika semua kebutuhan pangan melonjak tinggi bahkan hingga mengalami kelangkaan yang pastinya akan berdampak besar terutama bagi bisnis kuliner. Tetapi penjual roti canai ini justru melakukan hal sebaliknya.
Telah berjualan puluhan tahun, pria ini lebih memilih mempertahankan pelanggan setianya dibandingkan keuntungan yang didapatkan. Selama dua dekade terakhir dirinya tidak pernah menaikkan harga makanan yang dijualnya.
Mengutip The Star (25/5), Mustafa Abd Latif (58) berjualan roti canai di Bukit Katil, Malaysia sejak 2001. Mustafa dibantu dengan istrinya yang bernama Norlela Salleh (51).
Selama berjualan dari 21 tahun lalu, Mustafa tidak pernah menaikan harga makanannya yaitu Rp 1.600 untuk roti canai dan Rp 3.300 untuk roti telur dan roti planta. Mustafa membenarkan dirinya mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahannya.
Mustafa dan istrinya berjuang keras di tengah harga bahan-bahan pokok yang terus naik bahkan untuk tepung terigu yang merupakan bahan utama untuk membuat roti canainya. Setiap hari Mustafa mengaku mampu menjual hingga 200 buah roti dan jumlahnya akan berlipat menjadi 500 buah ketika memasuki akhir pekan.
"Di hari biasa, aku akan menggunakan 10 kilogram tepung terigu untuk membuat adonan roti selama dua jam. Aku biasanya akan mulai mengolahnya sore hari. Ketika akhir pekan tiba jumlahnya bisa berlipat ganda hingga 20 kilogram," ungkap Mustafa.
Walaupun mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku, Mustafa bersikeras akan tetap menjual roti canai dan roti telurnya dengan harga yang sama sampai selama dirinya bisa bertahan untuk berjualan. Mustafa mengaku tak hanya mencari keuntungan, tetapi juga ada niat untuk bersedekah sambil berjualan roti canai.
Sebelum berjualan roti canai, Mustafa bekerja di bidang kerajinan tangan dan memutuskan utuk beralih menjual roti canai dengan bantuan anak-anaknya. Sebelum menempati kedainya yang sekarang, Mustafa pernah berjualan di kawasan Banda Hilir hingga akhirnya ia mampu menyewa tanah seharga Rp 1,5 juta per bulannya di Bukit Katil.
Walaupun tidak menaikkan harganya, Mustafa mengaku dirinya tetap menggunakan bahan yang sama sejak awal membuka kedai hingga sekarang. Bagi Mustafa, ada kewajiban untuk menjaga kualitas roti yang disajikannya walaupun harganya murah.
"Sulit untuk menemukan dua merek tepung yang biasa saya gunakan sekarang. Bukannya tidak ingin menggunakan merek lain, tetapi saya lebih suka menggunakan tepung ini untuk menjaga kualitas dan membuat roti canai yang tetap empuk bahkan setelah dingin," ungkap Mustafa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar