Akibat Gelombang Panas, Rusia Gagal Menyuplai Gas ke Eropa
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Aliran gas Rusia ke Eropa tidak memenuhi permintaan pada hari Jumat (17/6) sebagai dampak dari awal datangnya gelombang panas yang melanda bagian selatan Rusia.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (18/6/2022) Italia dan Slovakia dilaporkan hanya menerima kurang dari setengah volume gas melalui pipa Nordstream 1, yang melintasi Laut Baltik dari Rusia ke Jerman dan menyumbang sekitar 40 persen dari aliran pipa Rusia ke Uni Eropa.
Regulator Energi Jerman mengatakan, pengiriman gas dari Rusia hanya sekitar 60 persen dari yang telah disepakati bersama dan memastikan pasokan gas Jerman masih stabil untuk saat ini.
Gelombang panas yang tiba lebih awal di beberapa bagian Spanyol dan Prancis menambah kekhawatiran, dan mendorong lebih banyak pembelian gas karena permintaan listrik yang dibutuhkan untuk menyalakan Air Conditioner (AC) meningkat.
Harga grosir gas di Belanda ikut melonjak dan tarif kontrak pasokan listrik juga naik di seluruh Eropa.
Eni Italia akan menerima setengah dari 63 juta meter kubik gas per hari yang diminta dari Gazprom Rusia.
Sementara itu, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, yang mengunjungi Ukraina bersama rekan-rekannya dari Prancis dan Jerman menuduh Moskow menggunakan pasokan gasnya untuk alasan politik.
Italia mungkin akan mengumumkan “keadaan waspada” terhadap gas minggu depan jika Rusia terus membatasi pasokan. Hal ini sekaligus mengurangi konsumsi gas, menjatah gas untuk pengguna industri dan meningkatkan pembangkit listrik tenaga batu bara.
“Di seluruh Eropa, impor gas alam cair yang kuat telah meningkatkan penyimpanan. Persediaan untuk Uni Eropa secara keseluruhan berada pada kapasitas 52 persen, tepat di bawah rata-rata lima tahun dan di atas 43 persen yang terlihat tahun lalu.” kata analis di ING Research.
Analis utama di konsultan Wood Mackenzie, Kateryna Filippenko, mengatakan jika Gazprom memulai kembali aliran Nord Stream dengan kapasitas penuh, Eropa secara teoritis dapat mengisi situs penyimpanan gas hingga target 80 persen pada 1 November.
"Tetapi jika Nord Stream terus mengalirkan gas pada kapasitas 45 persen, atau jika berhenti sama sekali, Eropa hanya akan dapat mengisi ulang penyimpanan gas sekitar 60 hingga 69 persen.” kata Mackenzie.
"Jika Gazprom terus membatasi aliran, dalam kedua kasus penyimpanan akan habis sepanjang musim dingin, kecuali jika permintaan atau pasokan lain diambil, atau Gazprom mengirimkan gas tambahan melalui kapasitas yang dipesan melalui Ukraina, meskipun kami yakin ini sangat tidak mungkin," tambahnya.
Akibat dari suhu yang meningkat, pembangkit listrik di Spanyol akan meningkatkan lebih banyak pasokan gas untuk menghasilkan listrik.
Komentar
Posting Komentar