Alert! Inflasi Eropa Rekor 8,6%, Resesi Dunia Makin Dekat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi di zona Euro (Eropa) masih belum berhenti menanjak. Data yang dirilis dari Eurostat Selasa (18/7/2022) menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) final di Eropa, mencapai 8,6% year-on-year (yoy) di Juni.
Ini lebih tinggi dari dari rilis awal 8,1% (yoy). Inflasi tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Sementara itu, Citigroup memprediksi perekonomian global akan mengalami resesi dalam 18 bulan ke depan, dengan probabilitas sebesar 50%. Citigroup melihat, dengan inflasi yang sangat tinggi, maka daya beli masyarakat yang merupakan motor penggerak perekonomian akan tergerus.
Bank sentral akan semakin agresif menaikkan suku bunga. Ketika suku bunga semakin tinggi, maka ekspansi dunia usaha semakin melambat.
Beberapa banyak sentral utama dunia sudah menaikkan suku bunga dengan sangat agresif. Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) juga menyatakan akan menaikkan suku bunga bulan ini dan September nanti.
"Banyak bank sentral saat ini mandatnya pada dasarnya berubah menjadi tunggal, yakni menurunkan inflasi. Kredibilitas kebijakan moneter merupakan aset yang sangat berharga yang tidak boleh hilang, sehingga bank sentral akan agresif menaikkan suku bunga," kata Kepala Ekonom Nomura Rob Subbraman dalam acara Street Signs Asia CNBC International, Selasa (5/7/2022).
Subbraman sendiri memproyeksikan dalam 12 bulan ke depan Zona Euro, Inggris, Jepang, Australia, Kanada dan Korea Selatan juga akan mengalami resesi.
Zona Euro sendiri terdiri dari 19 negara, yang termasuk di dalamnya Jerman Prancis dan Italia, yang masuk 10 besar negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Produk domestik bruto (PDB) total 19 negara tersebut berada menjadi yang terbesar kedua setelah AS.
Jepang merupakan negara dengan PDB terbesar ketiga di dunia. Inggris berada di urutan kelima.
Kanada di urutan kesepuluh, Korea Selatan dan Australia masing-masing menempati urutan dua belas dan tiga belas. Rontoknya negara dengan perekonomian raksasa tersebut tentunya akan membawa dunia ke jurang resesi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar