Kena Sanksi Bertubi-tubi dari Barat, Pendapatan Ekspor Minyak Rusia Kok Malah Naik?
MOSKOW, iNews.id – Di tengah derasnya sanksi ekonomi dari Barat, pendapatan ekspor minyak Rusia terus mengalami peningkatan. Hal itu diungkapkan oleh Badan Energi Internasional (IEA), Rabu (13/7/2022).
Menurut laporan badan tersebut, pendapatan ekspor minyak Rusia pada Juni lalu melampaui 20 miliar dolar AS. Angka itu tumbuh sebesar 700 juta dolar AS dari bulan sebelumnya (month-on-month/MoM).
Menurut IEA, meningkatnya pendapatan ekspor minyak Rusia itu dipicu oleh kenaikan harga global, meskipun terjadi penurunan volume ekspor ke level terendah dalam 11 bulan terakhir, yakni menjadi sebanyak 7,4 juta barel per hari (7,4 mb/d).
“Ekspor minyak Rusia pada Juni turun 250 kb/d (250.000 barel per hari) MoM menjadi 7,4 mb/d, terendah sejak Agustus 2021,” ungkap IEA dalam laporannya.
Menurut badan itu, penurunan volume ekspor minyak Rusia kali ini dipimpin oleh minyak mentah. Sementara ekspor produk jadi minyak bumi Moskow relatif stabil di angka 2,4 mb/d (2,4 juta barel per hari).
“Pendapatan ekspor (minyak Rusia) meningkat sebesar 700 juta dolar AS MoM, karena naiknya harga pasar, yaitu menjadi 20,4 miliar dolar AS, 40 persen di atas rata-rata tahun lalu,” kata IEA.
Dibandingkan dengan puncak pada April lalu di tengah operasi militer Moskow di Ukraina, total volume ekspor minyak dan produk minyak Rusia pada Juni turun sebesar 530.000 barel per hari atau turun 7 persen. Akan tetapi, pendapatan ekspor justru meningkat sebesar 2,3 miliar dolar AS (naik 13 persen), menurut badan itu.
IEA mengungkapkan, ekspor minyak mentah Rusia turun 250.000 barel per hari menjadi hanya di atas 5 juta barel per hari, masih sedikit di atas rata-rata tingkat ekspor sebelum agresi militer Moskow di Ukraina.
Pada saat yang sama, laporan itu mengatakan bahwa produktivitas penyulingan minyak di Rusia juga meningkat 420.000 barel per hari dalam sebulan menjadi 5,4 juta barel per hari. Ini adalah nilai tertinggi sejak Februari lalu.
IEA mengaitkan hal tersebut dengan dimulainya kembali aktivitas penyulingan minyak di wilayah Tuapse oleh raksasa energi Rusia, Rosneft, setelah sempat terhenti selama tiga bulan.
Menurut Kementerian Keuangan Rusia, harga rata-rata Ural (nama referensi minyak mentah Rusia—red) meningkat 10,7 persen pada Juni dibandingkan dengan Mei, atau naik sekira 1,2 kali dari tahun ke tahun (YoY) menjadi 87,25 dolar AS per barel.
Harga rata-rata untuk Ural pada paruh pertama tahun ini adalah 84,09 dolar AS per barel, dibandingkan 63,35 dolar AS per barel untuk periode yang sama pada 2021.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar