Kisah Warga Cirebon Dapat Cuan dari Hasil Ekspor Cicak Kering Ke China

Bisnis cicak kering yang dilakukan warga Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon menghasilkan pundi-pundi rupiah. Produksi cicak kering itu bahkan telah menembus pasar China.
Dilansir detikJabar, usaha cicak kering itu milik Sugandi (54), dijual seharga Rp 380 ribu per Kilogram. Usaha itu sudah dirintisnya selama 13 tahun dengan mempekerjakan ibu-ibu di lingkungan sekitar.
"Itu untuk cicak kering dalam keadaan utuh atau istilahnya grade A," tuturnya kepada detikJabar Senin (18/7/2022). Adapun, cicak kering dengan ekor hilang atau grade B dijual Rp 280 ribu per kilogram.
Sugandi mengekspor cicak kering tersebut ke Cina. Pengiriman baru dilakukan setelah persediaan cicak kering telah mencapai satu kontainer.
Pasokan cicak basah diperoleh Sugandi dari sejumlah daerah seperti Cirebon, Indramayu, hingga Karawang. Satu kilogram cicak basah dibeli dari pengepul seharga Rp 52 ribu per kilogram.
Cicak basah tersebut kemudian dicuci agar tidak ada kotoran yang menempel. Setelah bersih, hewan pemakan nyamuk itu kemudian dijemur seharian atau hingga setengah kering. Dalam sehari, Kepala Sekolah SDN Kertasura 2 ini mampu memproduksi cicak kering hingga 40 kilogram. Adapun, dalam sebulan, Sugandi bisa menghasilkan hingga 1 ton cicak kering.
"Malamnya masuk oven sampai pagi," kata Sugandi. Cicak yang sudah kering itu kemudian dimasukkan dalam plastik bening.
Simak juga 'Wanita Ponorogo Ini Banting Setir dari Pramugari Jadi Wirausaha Plafon':

(dek/dek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar