Angka Hipertensi Naik, Ternyata Ini Sebabnya
KBRN, Ponorogo: Pola penyakit di Indonesia mengalami transisi epidemiologi selama dua dekade terakhir, yakni dari penyakit menular yang semula menjadi beban utama kemudian mulai beralih menjadi penyakit tidak menular. Kecenderungan ini meningkat dan mulai mengancam sejak usia muda. Penyakit tidak menular yang utama di antaranya hipertensi, diabetes melitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik. Hal ini dipaparkan Sub Koordinator PTM Keswa Dinkes Ponorogo, Anik Setiyarini.
“Memang kita dihadapkan beberapa masalah ada transisi epidemiologi di mana penyakit tidak menular angkanya tinggi sekali. ada transisi demografi di mana proporsi usia produktif dan usia lanjut itu bertambah. Kita tahu di usia tersebut rawan terjadi penyakit tidak menular. Kemudian ada lagi transisi gizi juga ada transisi perilaku,” papar Anik dalam dialog interaktif Lintas Madiun pagi RRI Madiun, Senin (13/6/2022).
World Health Organization (WHO) dan Center Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat. Data pasien hipertensi di dunia sekitar satu milyar orang dan meningkat setiap tahunnya. Prevalensi hipertensi yang terdiagnosis dokter di Indonesia mencapai 25,8%. Sementara Jawa Timur berdasarkan hasil utama Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi sebesar 40% dan menduduki peringkat kesembilan.
“Di Ponorogo angkanya 40,2% jadi dari 10 orang 4 yang HT. Di Jawa Timur sekitar 35%-an, berarti Madiun dan sekitarnya juga hampir rata-rata sama angkanya. Faktanya, ternyata tidak semuanya mendatangi kesehatan, ada yang berobat ada yang tidak,” lanjutnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo sudah membentuk pos pembinaan terpadu (pospimdu) di setiap puskesmas yang tersebar di 21 kecamatan untuk upaya mendeteksi penyakit itu.
Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah secara menetap. Umumnya, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Tingkat prevalensi hipertensi diketahui meningkat seiring dengan peningkatan usia dan prevalensi tersebut cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah atau masyarakat yang tidak bekerja (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).
Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Komentar
Posting Komentar