Dibikin Parno oleh Daftar Tanda-Gejala HIV? Tenang, Baca Ini Deh
Dokter memastikan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) tidak memiliki gejala khusus, bisa dibilang tidak bergejala. Tapi kok ada banyak sekali informasi tentang daftar tanda dan gejala yang beredar?
Pakar infeksi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Erni Juwita Nelwan, SpPD menjelaskan pada dasarnya memang ada yang disebut primary HIV symptom yang memang berkaitan langsung dengan infeksi tersebut. Gejala primer HIV yang dimaksud umumnya berupa benjolan di leher, kadang disertai demam.
Namun ditegaskan, gejala primer atau gejala akut tersebut sifatnya transient atau sesaat dan pada kebanyakan kasus keberadaannya tidak disadari. Kalaupun terasa, sulit sekali dibedakan dengan keluhan lain. Dengan kata lain, tidak spesifik.
"Kalau ke dokter, hanya akan dapat obat untuk mengatasi gajala," kata dr Erni dalam program e-Life detikcom, Jumat (26/8/2022).
"HIV sendiri infeksinya tidak memberikan gejala khusus," tegasnya.
Ditambahkan, gejala yang umumnya muncul biasanya lebih banyak dikaitkan dengan infeksi penyerta atau koinfeksi. Sebagaimana diketahui, HIV menyebabkan daya tahan tubuh seseorang melemah sehingga lebih rentan terhadap infeksi. TB atau TBC (tuberkulosis) merupakan salah satu koinfeksi yang paling banyak ditemukan.
Selain itu, dalam HIV dikenal juga istilah surrogate indicators disease. Menurut dr Erni, beberapa gejala seperti infeksi kulit berulang dan keputihan yang berulang bisa menjadi penyakit yang mengindikasikan adanya infeksi HIV meski gejalanya tidak terkait langsung dengan HIV.
"Virusnya (HIV) nggak ada gejala yang khusus. Tapi dia bisa menyebabkan orang sakit akibat infeksi lain, dan ini yang biasanya bikin dia datang ke dokter," jelas dr Erni.
Senada dengan itu, Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung Sis Silvia Dewi juga mengingatkan untuk tidak 'parno' alias paranoid. Menurutnya yang terpenting adalah mengenali faktor risikonya.
"Jangan sampai akhirnya orang yang sedikit flu, 'aduh gua HIV'," kata Silvia.
"Yang harus ditekankan adalah, apakah teman-teman pernah melakukan perilaku berisiko? Ketika kita tidak pernah melakukan perilaku berisiko, tidak perlu takut," lanjutnya.
Demikian juga bila ternyata punya risiko, maka disarankan untuk periksa atau tes HIV. Kalaupun ternyata positif, dapat segera ditangani agar kondisinya tidak memburuk dan menular ke orang lain.
Simak Video "Seputar 414 Mahasiswa KTP Bandung Terinfeksi HIV/AIDS"
(up/up)
Komentar
Posting Komentar