Gokil! Uang Kuno 200 Gulden Dijual Rp 28 Juta di Toko Online
Uang kuno yang sudah tidak lagi dapat digunakan bahkan diproduksi sebagai alat pembayaran ternyata bisa memiliki nilai jual tinggi. Sebab tren mengoleksi uang kuno masih eksis hingga saat ini.
Uang kuno sendiri masih banyak diburu oleh sebagian orang untuk kebutuhan mahar, koleksi pribadi, atau bahkan untuk dijual kembali di kemudian hari. Namun, hal ini hanya berlaku jika uang kuno tersebut bersifat langka dan dijual kepada para kolektor.
Semakin langka jenis uang kuno yang dijual, maka akan semakin tinggi pula harganya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh salah seorang penjual uang kuno.
Berdasarkan pantauan detikcom, sebuah toko online di e-commerce Tokopedia menjual uang kuno 200 gulden de javasche dengan harga Rp 28 juta. Diketahui bahwa uang kuno yang dijualnya ini merupakan uang terbitan pemerintah Belanda saat masih menguasai wilayah Indonesia.
Berdasarkan detail informasi yang diberikan, uang kuno 200 gulden de javasche ini masih dalam kondisi baru dengan berat satuan 500 g. Selain itu berdasarkan penampakan foto uang tersebut, nampak bahwa uang kuno yang dijualnya ini dicetak di Batavia (Jakarta pada saat itu), 24 April 1939.
Sebagai informasi, mata uang gulden sendiri memang pernah digunakan oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia saat itu pertama kali menggunakan gulden sebagai mata uangnya selama masa penjajahan Belanda.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fawsimages.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2022%2F08%2F19%2Fuang-kuno.jpeg%3Fw%3D576)
Hal ini bermula pada 1825 saat Raja Willem I mengusulkan agar didirikan suatu bank di Jawa. Usulan ini berlanjut dengan lahirnya De Javasche Bank pada 1828 dengan berlandaskan kepada suatu Oktroi, yaitu wewenang khusus dari Raja Belanda.
Berdasarkan Oktroi tersebut, De Javasche Bank diberi wewenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang kertas bank dengan nilai lima gulden ke atas.
Pada 1892, De Javasche Bankwet menggantikan Oktroi. De Javasche Bank tetap mengeluarkan dan mengedarkan uang kertas dengan pecahan lima gulden ke atas. Uang kertas yang pernah dicetak De Javasche Bank diantaranya seri J.P. Coen, seri bingkai, dan seri mercurius.
Adapun seri wayang (seperti yang dijual oleh salah satu toko online di atas) merupakan uang kertas terakhir De Javasche Bank, sebelum Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang.
Sebab semasa pendudukan Jepang, semua kebijakan keuangan ditetapkan oleh Gunseikanbu, Pemerintah Militer Pusat, yang berusaha mempertahankan nilai gulden dan Rupiah Hindia Belanda, antara lain dengan melarang penggunaan mata uang lain.
(fdl/fdl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar