Harga Minyak Melonjak karena Kuatnya Permintaan Ekspor - BeritaSatu - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Harga Minyak Melonjak karena Kuatnya Permintaan Ekspor - BeritaSatu

Share This
Responsive Ads Here

 

Harga Minyak Melonjak karena Kuatnya Permintaan Ekspor

Kamis, 18 Agustus 2022 | 06:25 WIB
Oleh: Whisnu Bagus Prasetyo / WBP

Ilustrasi alat pompa minyak bumi. (Foto: AFP)

Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak naik sekitar 1,5% pada perdagangan Rabu (17/8/2022) setelah mencapai level terendah 6 bulan, karena kuatnya permintaan ekspor minyak Amerika Serikat (AS) sehingga stok minyak mentah berkurang. Di sisi lain, trader mencermati kenaikan produksi dan ekspor minyak Rusia serta kekhawatiran resesi ekonomi global.

Harga minyak mentah Brent naik US$ 1,31 atau 1,42% menjadi US$ 93,65 per barel. Sebelumnya pada hari itu, kekhawatiran resesi telah membuat harga ke level terendah sejak Februari pada US$ 91,51. Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 1,58, atau 1,8%, menjadi US$ 88,11 per barel.

Advertisement

Data Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan stok minyak mentah AS turun 7,1 juta barel dalam minggu yanh berakhir 12 Agustus menjadi 425 juta barel, dibandingkan perkiraan analis penurunan 275.000 barel.

Sedangkan ekspor minyak mentah AS mencapai 5 juta barel per hari, rekor tertinggi, data EIA menunjukkan. Pemicunya WTI diperdagangkan dengan diskon banyak. Hal ini membuat pembelian minyak mentah AS lebih menarik bagi pembeli asing.

Imbas kuatnya permintaan, stok bensin turun 4,6 juta barel, jauh lebih tinggi dari perkiraan 1,1 juta barel.

Sedangkan American Petroleum Institute pada Selasa menandai penarikan 448.000 barel dalam stok minyak mentah dan 4,5 juta barel dalam persediaan bensin, menurut sumber.

Harga minyak telah melonjak pada 2022, mendekati level tertinggi sepanjang masa di US$147 pada Maret setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Namun Rusia secara bertahap meningkatkan produksi minyak karena Asia mulai meningkatkan pembelian. Hal ini membuat Moskow meningkatkan perkiraan produksi dan ekspor hingga akhir 2025. Hal itu terungkap pada dokumen Kementerian Ekonomi yang dilihat Reuters.

Pendapatan ekspor Rusia dari energi diperkirakan akan naik 38% tahun ini karena kenaikan volume ekspor minyak. Hal sebagai tanda bahwa pasokan negara itu tidak terpengaruh seperti yang diperkirakan pasar.

Di sisi pasokan, pasar sedang menunggu perkembangan pembicaraan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan dunia, yang dapat mendorong peningkatan ekspor minyak Iran.

Uni Eropa dan Amerika Serikat sedang mempelajari tanggapan Iran terhadap apa yang disebut UE sebagai proposal "final" untuk menyelamatkan kesepakatan.

Analis di Goldman Sachs mengatakan kembalinya pasokan minyak mentah Iran akan mengurangi perkiraan 2023 sebesar US$ 5-10 per barel dari US$ 125 per barel.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: CNBC

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages