4 Fakta Tragedi Itaewon, Minim Antisipasi hingga Telatnya Pertolongan
Minggu, 30 Oktober 2022 | 18:11 WIB
Oleh: Dwi Argo Santosa / DAS
Jakarta, Beritasatu.com - Lebih dari 150 orang, sebagian besar berusia remaja dan 20-an, tewas karena terhimpit dan terinjak-injak kerumunan massa dalam insiden yang disebut sebagai tragedi Itaewon. Peristiwa itu terjadi pada acara Halloween di distrik hiburan malam Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022) malam.
Ini adalah insiden desak-desakan terburuk dalam sejarah Korea Selatan. Presiden Yoon Suk-yeol telah memerintahkan penyelidikan penuh dan bersumpah tragedi seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi. Berikut ini 4 fakta di lapangan.
1. Orang Membeludak di Gang Curam
Hingga 100.000 orang turun ke distrik Itaewon yang cukup populer di Seoul pada Sabtu (29/10/2022) malam untuk acara Halloween.
Pedagang lokal yang telah bekerja di daerah itu selama 30 tahun mengatakan kepada AFP bahwa kerumunan itu belum pernah terjadi sebelumnya. Polisi menyatakan mereka berencana mengerahkan hanya 200 petugas.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan kerumunan yang penuh sesak. Kerumunan itu awalnya damai namun kemudian mulai muncul kepanikan ketika orang-orang terus mendorong di gang sempit yang menurun, yang sudah dipenuhi orang-orang yang bersuka ria.
Penyebab mengapa ada aksi dorong dari belakang, masih simpang siur. Beberapa pengguna media sosial berspekulasi desak-desakan itu dipicu oleh kebocoran gas atau kebakaran di salah satu klub. Yang lain mengklaim penyebabnya bisa jadi penampakan selebriti.
Pengguna online juga melayangkan kemungkinan penggunaan narkoba dengan foto-foto yang diduga "permen narkoba" yang diduga dibagikan di acara tersebut yang beredar di Twitter. Ada juga yang menyebut perkelahian pengguna narkoba.
Polisi sejauh ini tidak menemukan bukti tentang semua itu, dan saksi mata tidak menjelaskan apa pun seperti ini kepada AFP.
Para ahli, sebaliknya, menunjuk kegagalan kepolisian dalam pengendalian massa
"Orang-orang tidak bisa bergerak maju namun dari belakang terus mendorong dan mendorong sementara (gang tempat kerumunan) adalah bukit yang terjal (menurun) sehingga orang-orang menumpuk satu di atas yang lain," kata saksi mata Jarmil Taylor (40) kepada AFP.
2. Mayoritas Korban Mati Lemas
Mayoritas korban adalah wanita muda berusia 20-an, kata para pejabat. Mereka meninggal karena terjebak dalam kerumunan padat di gang sempit dan miring di lokasi kejadian.
Dalam kebanyakan situasi terinjak-injak, para ahli mengatakan, orang meninggal karena mati lemas. Pihak berwenang di Seoul mengatakan bahwa banyak korban henti jantung dalam keadaan seperti itu.
Saksi mata juga menggambarkan melihat orang-orang jatuh dan terjebak oleh kerumunan sebelum diinjak-injak dan tertindih.
Tertundanya pertolongan pertama darurat juga bisa menyebabkan lebih banyak kematian, kata para kritikus menunjuk pada kurangnya jumlah polisi di tempat kejadian. Orang-orang yang pertama memberikan pertolongan berjuang untuk menjangkau korban melalui gang-gang yang penuh sesak.
3. Minim Antisipasi, Kurang Polisi
Menurut Menteri Dalam Negeri Korsel, Lee Sang Min mengatakan, protes besar di distrik Gwanghwamun Seoul pada Sabtu juga membutuhkan kehadiran polisi yang signifikan, sehingga banyak petugas dikerahkan ke sana.
Dalam dokumen yang diunggah dua hari sebelum acara, polisi mengatakan mereka hanya berencana menghadirkan 200 petugas untuk acara Halloween Itaewon. Kritikus mengatakan, jumlah polisi tersebut menunjukkan kurangnya perencanaan yang cukup menyedihkan.
"Ini adalah bencana buatan manusia yang dipicu oleh kurangnya kesadaran tentang keselamatan. Para pemilik usaha di Itaewon dan pejabat pemerintah seharusnya lebih mempersiapkan diri menghadapi kerumunan massa," kata Shin Dong-min, seorang profesor di Universitas Transportasi Nasional Korea kepada YTN News.
4. Telat pada Pertolongan Pertama
Saat tim bantuan yang kekurangan tenaga berjuang untuk membantu sejumlah korban gagal jantung, orang yang lewat melompat untuk membantu dengan upaya pertolongan pertama dan melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR).
CPR dilakukan terhadap orang yang tidak mampu bernapas atau mengalami henti jantung akibat suatu hal, dalam hal ini karena terhimpit. Dengan mengembalikan fungsi napas dan jantung, CPR dapat menyelamatkan nyawa seseorang.
Sebuah video yang beredar di Twitter menunjukkan puluhan orang datang untuk melakukan CPR pada korban yang tergeletak di jalan. Rekaman lain menunjukkan orang-orang dengan kostum membawa tubuh lemas di punggung mereka.
"Saya sedang berjalan tetapi berhenti untuk membantu CPR karena itu tampak seperti situasi darurat," kata Min Byung-yeon, seorang mantan perawat kepada YTN News.
Wanita lain yang pergi ke Itaewon dengan anaknya untuk menikmati perayaan, mengatakan, dia diminta untuk melakukan resusitasi mulut ke mulut pada beberapa korban.
Tetapi yang lain mengatakan orang-orang terlalu sibuk dengan telepon genggam mereka dan tidak membantu. "Saya tidak bisa menahan air mata saya karena tidak ada yang menawarkan untuk membantu tetapi terus merekam," ungkap salah seorang yang melakukan CPR, seorang wanita yang mengidentifikasi dirinya sebagai perawat menulis di Twitter.
Kecepatan pertolongan pertama ini sangat penting karena banyak korban yang menderita henti jantung mungkin telah melewati empat menit penting sebelum bantuan tiba, kata para ahli.
Presiden Yoon telah menyatakan masa berkabung nasional dan bersumpah untuk "menyelidiki secara menyeluruh penyebab insiden tersebut".
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com
[Category Opsiin, Media Informasi]
[Tags Itaewon, Featured, Pilihan, Halloween]
Komentar
Posting Komentar