Begini Strategi MNC Energy Investments (IATA) Memacu Penjualan Batubara - Kontan
2 min read
Begini Strategi MNC Energy Investments (IATA) Memacu Penjualan Batubara
Oleh: Yuliana Hema
Senin, 24 Oktober 2022 19:36 WIB

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca bertransformasi menjadi perusahaan batubara, kinerja PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) semakin bersinar. Per September 2022, laba bersih IATA melejit 344,74% secara tahunan menjadi US$ 44,94 juta.
Kenaikan laba bersih emiten afiliasi Grup MNC ini juga seiringan dengan kenaikan pendapatan usaha IATA yang mencapai US$ 137,61 juta per September 2022 atau meningkat 182,89% secara tahunan
Kalau dilihat segmen pertambangan, perdagangan industri dan jasa lokal IATA tumbuh 45,42% yoy menjadi US$ 35,12 juta. Dari segmen yang sama pasar di pasar ekspor meroket 438,74% yoy menuju US$ 92,99 juta.
Head of Investor Relations MNC Energy Investments Natassha Yunita menuturkan, untuk meningkatkan penjualan batubara, pihaknya akan terus meningkatkan produksi dengan mengoperasikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) baru yang dimiliki.
"Untuk mendukung pertumbuhan organik serta mengakuisisi tambang lain sebagai bagian dari pertumbuhan anorganik MNC Energy," kata Natassha kepada Kontan belum lama ini.
Lewat Bhakti Coal Resources, IATA mempunyai delapan IUP di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Sebanyak tiga IUP sudah dalam tahap produksi dan IUP lainnya ditargetkan untuk beroperasi secara bertahap mulai tahun depan.
Tahun ini, IATA memasang target produksi sebesar 6,3 juta ton batubara. Jumlah itu melonjak dibanding realisasi 2021 yang hanya 2,6 juta ton. Bahkan di 2023, IATA sudah membidik produksi 10 juta ton.
Sementara itu, MNC Energy Investments juga sedang pada masa penawaran rights issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD).
Emiten emiten yang bertransformasi menjadi perusahaan batubara ini menerbitkan 14,84 miliar saham seri B. Adapun, IATA memasang harga rights issue sebesar Rp 180 setiap saham.
Dalam aksi korporasi ini IATA menggunakan rasio 10:13. Artinya, setiap investor yang memegang 10 saham berhak mendapatkan 13 HMETD. Dus, IATA berpotensi mengantongi dana segar Rp 2,67 triliun.
Tak hanya itu, IATA juga memberikan tambahan hak dengan menerbitkan maksimal 2,96 miliar Waran Seri I. Setiap 5 saham hasil pelaksanaan HMETD melekat 1 Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 210.
Natassha berharap dengan penerbitan waran ini dapat lebih menarik para pemegang saham untuk ikut ambil bagian dalam rights issue, sebab pemegang saham mendapatkan hak tambahan untuk memiliki lebih banyak saham IATA di kemudian hari.
"Rencananya dana yang didapatkan dari Waran akan digunakan untuk modal kerja dan operasional MNC Energy," pungkas dia.
Selanjutnya: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Selasa (25/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Wahyu T.Rahmawati
[Category Opsiin, Media Informasi]
[Tags Featured, Pilihan]