Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Tidak Ada Kategori

    Kekhawatiran Resesi Reda, Harga Minyak Naik Imbas Permintaan - Beritasatu

    2 min read

    Kekhawatiran Resesi Reda, Harga Minyak Naik Imbas Permintaan

    Jumat, 28 Oktober 2022 | 07:20 WIB
    Oleh: Whisnu Bagus Prasetyo / WBP

    Ilustrasi pengeboran sumur minyak.
    Ilustrasi pengeboran sumur minyak. (Foto: Antara)

    Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak naik US$ 1 per barel pada perdagangan Kamis (27/10/2022), memperpanjang penguatan hari sebelumnya hampir 3%, karena optimisme rekor ekspor minyak mentah AS dan tanda-tanda bahwa kekhawatiran resesi mereda. Hal ini mengkompensasi lesunya permintaan di Tiongkok.

    Harga minyak mentah Brent ditutup naik US$ 1,27, atau 1,3% menjadi US$ 96,96 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup bertambah US$ 1,17, atau 1,3%, menjadi US$ 89,08 per barel.

    Data menunjukkan ekspor minyak mentah AS catat rekor, memunculkan harapan geliat ekonomi karena permintaan melonjak. Adapun spekulasi bank sentral AS, The Fed akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga menambah dukungan, setelah Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.

    "Harga minyak mentah naik setelah ekonomi AS bangkit kembali pada kuartal III 2022 tumbuh," kata analis pasar OANDA Edward Moya mengacu pada laporan pendapatan perusahaan yang kuat pada kuartal terakhir, meskipun ia menambahkan bahwa kenaikan minyak dibatasi pandangan bahwa ekonomi tetap melambat.

    Ekonomi AS tumbuh 2,6% pada kuartal III 2022 (year on year/yoy) kebih baik dari perkiraan Dow Jones tumbuh 2,3%.

    Sedangkan kekhawatiran permintaan Tiongkok membatasi kenaikan harga minyak. Investor global melepas aset Tiongkok awal pekan ini karena ekonomi konsumen energi terbesar dunia itu menerapkan kebijakan nol-Covid-19, krisis properti, dan turunnya kepercayaan pasar.

    "Kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi Tiongkok dapat berlanjut di bawah kendali Presiden Xi Jinping," kata Manajer Riset Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa.

    Pada awal perdagangan, dolar AS sempat menyentuh level terendah 1 bulan, memberikan dukungan minyak, meskipun mata uang AS kemudian menguat. Pelemahan dolar membuat harga minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lain dan biasanya mencerminkan selera investor lebih besar terhadap aset risiko.

    Harga minyak mentah melonjak awal tahun ini setelah Rusia menginvasi Ukraina, dengan Brent mendekati level tertinggi sepanjang masa di US$ 147 pada Maret. Minyak baru-baru ini telah merosot di tengah kekhawatiran ekonomi.

    Pejabat AS dan Barat sedang menyelesaikan rencana pembatasan harga minyak Rusia.

    Saksikan live streaming program-program BTV di sini

    Sumber: CNBC

    [Category Opsiin, Media Informasi]

    [Tags Featured, Pilihan]


    Komentar
    Additional JS