Airlangga: Aturan DHE Perkuat Ketahanan Ekonomi Domestik - Beritasatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Airlangga: Aturan DHE Perkuat Ketahanan Ekonomi Domestik - Beritasatu

Share This

 

Airlangga: Aturan DHE Perkuat Ketahanan Ekonomi Domestik

Selasa, 28 Februari 2023 | 15:38 WIB
Oleh: Arnoldus Kristianus / FER

Airlangga Hartarto.
Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)

Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah akan menyelesaikan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam (SDA).

Advertisement

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, adanya regulasi ini diharapkan memperkuat perekonomian domestik dan Indonesia bisa memiliki kesamaan dengan negara lain dalam upaya menjaga DHE di pasar keuangan domestik.

"Hampir semua negara melakukan itu, seperti Turki dan Thailand bahkan menahan DHE hingga 360 hari. Jadi ini tidak bertentangan dengan regulasi yang ada di internasional dan ini sudah didukung oleh seluruh stakeholder termasuk BI (Bank Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” ucap Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Airlangga mengatakan, regulasi ini ditujukan untuk sumber daya alam dan juga hilirisasi SDA. Dalam aturan tersebut, DHE akan masuk ke dalam sistem keuangan Indonesia, kemudian harus disimpan dalam jangka waktu tiga bulan, dengan batas penyimpanan sebesar US$ 250.000.

Advertisement

"Devisa ini disimpan di dalam negeri minimal tiga bulan. Kemudian jumlah yang disimpan 30% dari devisa tersebut. Karena sisanya berdasarkan data yang ada di BI dan Kemenkeu ini 30% bisa ditahan. Tentunya ini akan diberikan masa transisi selama tiga bulan,” tandasnya.

Menurut Airlangga, upaya pemerintah menahan DHE di pasar dalam negeri sejalan dengan amanat dari Undang Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, dana yang didapatkan dari komoditas hasil ekspor harus bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan dalam negeri.

"Selama ini seluruh DHE dari SDA dinikmati di Singapura, kita lihat bahwa ini diperlukan untuk ketahanan sistem ekonomi Indonesia,” tegasnya.

Airlangga menambahkan, dalam menghadapi ketidakpastian global, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) sudah menaikan suku bunga acuan beberapa kali. Hal ini dikhawatirkan membuat perpindahan aliran modal asing dari negara berkembang ke negara maju. Oleh karena itu pemerintah Indonesia berupaya menjaga agar eksportir DHE menaruh valas mereka di pasar keuangan domestik.

"Diharapkan dalam waktu dekat akan terbit revisi PP 1 Tahun 2019 dan akan diikuti dengan Peraturan Menteri Keuangan untuk insentif dan Peraturan Bank Indonesia ntuk pengelolaan dari devisa yang diharapkan bisa bersaing dengan Singapura,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bila melihat sejumlah indikator positif dalam perekonomian domestik. Misalnya neraca perdagangan yang surplus US$ 54,46 miliar selama tahun 2022, neraca transaksi berjalan surplus US$ 13,2 miliar selama tahun 2022. Namun hal ini tidak terlihat pada kondisi cadangan devisa.

“Menaruh DHE di Indonesia is a fair game saja karena anda gak kehilangan apapun. Untuk Indonesia juga sangat penting karena kalau dalam situasi seperti sekarang hard currency sangat menentukan resiliensi suatu negara,” kata Sri Mulyani.

Dia menjelaskan, bahwa pada tahun 2013 terjadi taper tantrum di Indonesia. Hal ini terjadi karena terjadi defisit transaksi berjalan dan cadangan devisa berada dalam posisi rentan. Berkaca dari pengalaman tersebut pemerintah memandang pentingnya menjaga DHE di pasar keuangan dalam negeri. Sehingga bisa memperkuat perekonomian nasional.

"Menurut saya wajar kalau kita menjaga seluruh perekonomian kita. Kebijakan dan regulasi yang digunakan termasuk DHE ini untuk kebaikan kita semua,” tandasnya.

Menurut Sri Mulyani, dalam regulasi terkait DHE pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) akan memberikan insentif kepada eksportir yang mau menyimpan dana di perbankan dalam negeri. Kemenkeu memberikan insentif dari sisi fiskal sedangkan BI memberikan insentif melalui kebijakan moneter.

“Jadi bukan untuk mematikan dan menghalangi kegiatan ekonomi. Kalau perekonomian Indonesia stabil dan ekonomi tumbuh terus yang beruntung seluruh pengusaha termasuk para eksportir,” kata Sri Mulyani.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

TAG: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages