Buwas Beberkan Hal yang Harus Dibenahi agar Polemik Beras Tidak Terulang - Beritasatu

 

Buwas Beberkan Hal yang Harus Dibenahi agar Polemik Beras Tidak Terulang

Selasa, 29 November 2022 | 00:08 WIB
Oleh: Herman / FFS

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dalam acara Obrolan Malam Fristian bertajuk “Impor Beras, Perlukah?”, di BTV, 28 November 2022.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) dalam acara Obrolan Malam Fristian bertajuk “Impor Beras, Perlukah?”, di BTV, 28 November 2022. (Foto: Beritasatu.com/ Herman)

Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas menyampaikan hal yang perlu dibenahi agar polemik impor beras dan juga adanya perbedaan data stok beras tidak lagi terjadi di kemudian hari. Ditekankan, hal terpenting menurutnya adalah keakuratan data.

Advertisement

“Saya kira kita berangkat dari data yang valid. Sebenarnya memang data produktivitas kita bisa dihitung. Oleh Kementerian Pertanian, oleh BPS. Sekarang kan datanya satu di BPS, tetapi teknik ada di Kementan juga, bagaimana kita mengambil data, cara atau metodologinya seperti apa, itu yang kita pedomani. Ini kita belajar dari (polemik) sekarang, berarti ada something wrong, ada sesuatu yang harus kita benahi,” kata Buwas dalam acara Obrolan Malam Fristian bertajuk “Impor Beras, Perlukah?”, di BTV, Senin (28/11/2022).

Hal mendasar yang menurunya harus menjadi perhatian adalah perlunya verifikasi faktual. Hal ini mengingat data bisa berubah dengan sangat dinamis, misalnya karena faktor cuaca atau yang lainnya.

“Saya kira perlu juga kita benar-benar ada di lapangan seperti apa. Jadi yang mendasar menurut saya, tetapi kan bukan kewenangan saya, menurut saya kan setiap kecamatan dan kabupaten itu punya data panen yang sesungguhnya. Ini bisa juga kita sinergi dengan Kementerian Dalam Negeri atau kementerian yang lain seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, kan mereka punya data berapa sih produksi yang sebenarnya,” kata Buwas.

Advertisement

Buwas menyampaikan, bila nantinya ada perubahan cuaca yang berdampak kepada masalah produksi, hal ini harus diantisipasi. Dengan demikian, data yang tersaji betul-betul real seperti kondisi di lapangan.

“Saya bukan anti-impor, tetapi yang terpenting adalah ketersediaannya. Kalau memang kita cukup, ya cukup. Kalau kita lebih ya kita ekspor. Tetapi kalau kurang, ya kita harus impor. Kenapa, ini (beras) kebutuhan yang mendasar,” kata Buwas.

Hal lainnya yang menurut Buwas harus dibenahi adalah cara bertani yang bisa meningkatkan produksi. Namun, Buwas menegaskan, berbagai pekerjaan rumah ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementan, tetapi juga menjadi tanggung jawab stakeholder lainnya yang terkait dengan pertanian.

“Kalau pertanian itu kan berkaitan dengan masalah bibitnya, pupuknya, pengairannya, termasuk yang sekarang mekanisasi. Dulu Vietnam belajar pertanian dari kita, tetapi hari ini kita lihat Vietnam produktivitasnya tinggi dan kualitasnya juga bagus. Dia sudah mekanisasi, sudah modernisasi semua. Jadi petaninya tidak seperti kita yang masih konvensional,” kata Buwas.

Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk berbenah. Dengan demikian, diharapkan polemik yang menyangkut beras tidak lagi terjadi.

“Di sini kita harus belajar, oh ini kekurangannya yang harus kita benahi, bareng-bareng. Karena Bulog itu hanya offtaker untuk cadangan beras pemerintah, jadi bukan jualan komersil. Walaupun kita ada bagian komersial, tetapi kita yang utama bagaimana stok negara ini aman, hingga nanti kita bisa menyajikan beras yang berkualitas dan harganya terjangkau,” kata Buwas.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, mengatakan, hal yang juga penting adalah strategi yang tepat mengenai waktu untuk menyerap dan melakukan intervensi. Dengan demikian, stok beras di Bulog bisa aman.

“Panen ini terus berjalan, jadi Indonesia ini tidak panen bareng-bareng semua wilayah, tetapi bergilir. Yang harus kita lakukan adalah identifikasi kapan panen raya. Jadi kalau kita punya grafik, di semester pertama itu pasti tinggi, di bulan Maret-April, kemudian akan turun di November-Desember. Jadi di November-Desember itu memang waktunya kita intervensi, bukan waktunya kita penyerapan,” kata Arief.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Sumber: BeritaSatu.com


[Category Opsiin, Media Informasi]

[Tags Budi Waseso, Featured, Pilihan]

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya