Geger Balon 'Mata-mata' China Terbang Keliling AS Intai Situs Sensitif
Ilustrasi. (REUTERS/ALY SONG)
Jakarta, CNN Indonesia --
Sebuah benda diduga balon pengintai milik China terbang dengan jarak tinggi mengelilingi Amerika Serikat baru-baru ini.
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Brigadir Jenderal Patrick Ryder, menuturkan pihaknya tengah menyelidiki benda terbang yang disebut berukuran tiga bus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami yakin bahwa balon pengintai dengan altitud tinggi ini milik (Republik Rakyat China)," kata Ryder di Washington pada Kamis (2/2).
"Contoh aktivitas semacam ini telah kami amati selama beberapa tahun terakhir, termasuk sebelum pemerintahan sekarang," paparnya menambahkan.
Ryder mengatakan balon tersebut terbang dengan ketinggian yang jauh di atas lalu lintas udara komersial. Ia menegaskan benda itu semula tidak mengancam aktivitas militer negara atau kegiatan masyarakat di darat.
Karena itu, katanya, pihak militer memutuskan tidak menembak jatuh balon tersebut.
Namun, saat ini, Ryder mengatakan jalur penerbangan balon itu menuju "sejumlah situs sensitif" AS meski menegaskan ini tidak menimbulkan risiko pengumpulan informasi intelijen yang signifikan.
Ryder memaparkan balon itu dianggap sejumlah ahli "memiliki nilai aditif terbatas dari perspektif pengumpulan intelijen."
"Itu tidak menciptakan nilai tambah yang signifikan di atas apa yang kemungkinan besar dapat dikumpulkan oleh China melalui hal-hal seperti satelit di orbit rendah Bumi," kata pejabat pertahanan senior lainnya.
Pejabat itu menuturkan AS telah meminta penjelasan kepada China baik melalui pemerintah pusat maupun melalui kedutaan besarnya di Washington.
Pejabat tersebut mengatakan keputusan tak menembak jatuh balon itu adalah "rekomendasi kuat" dari para pemimpin militer senior, termasuk Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley,
"Adalah rekomendasi kuat dari para pejabat terkait untuk tidak mengambil tindakan kinetik karena risiko keselamatan dan keamanan orang-orang di lapangan dari kemungkinan kejatuhan puing-puing," kata pejabat itu seperti dikutip CNN.
Pejabat keamanan nasional AS terus-menerus memperingatkan tentang upaya spionase China selama beberapa tahun terakhir ketika persaingan kedua negara semakin sengit.
Insiden balon mata-mata ini juga berlangsung kala Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke Beijing dalam beberapa hari mendatang. Lawatan yang cukup langka ini dilakukan Blinken untuk menindaklanjuti hasil pertemuan Presiden Joe Biden dengan Presiden China Xi Jinping tahun lalu.
(rds)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar