Gempa Turki, Ini Kisah di Balik Foto Ayah-Anak yang Bakal Tak Terlupakan
Jumat, 10 Februari 2023 | 23:10 WIB
Oleh: Dwi Argo Santosa / DAS
Jakarta, Beritasatu.com - Sebelum banyak publikasi mengenai korban gempa Turki, foto seorang ayah memegang tangan putrinya yang terkubur di bawah puing-puing menyedot perhatian dunia. Foto itu muncul di halaman depan surat kabar besar di seluruh dunia dan viral di media sosial.
Karya fotografer kantor berita AFP itu mengabadikan momen yang merangkum rasa sakit yang tak terkatakan dari gempa Turki, yakni seorang ayah, Mesut Hancer, memegang tangan putrinya yang sebagian besar tubuhnya dihancurkan oleh beton.

Mesut Hancer duduk sendirian dalam cuaca dingin yang membekukan di atas tumpukan puing bangunan yang dulu adalah apartemen tempat tinggalnya. Ia seakan tidak mempedulikan sekitarnya karena diliputi kesedihan mendalam.
Putrinya, Irmakleyla Hancer, sudah meninggal. Tapi dia menolak untuk melepaskannya. Ia membelai jari-jari yang tersembul dari kasur, tempat gadis itu tertidur ketika gempa pertama mengguncang pada Senin (6/2/2023) subuh.
Siang itu tidak ada tim penyelamat. Hanya beberapa gelintir warga yang panik. Mereka mencakar-cakar puing-puing beton kekar yang luluh lantak guna menemukan orang-orang terkasih.

Reruntuhan itu adalah apartemen. Hal itu terlihat dari rangka tempat tidur atau mebel yang tergencet beton. Gorden, pakaian, atau mainan yang robek cukup menceritakan kisah tentang nyawa yang hilang.
Irmakleyla Hancer atau Irmak, gadis 15 tahun, adalah satu dari sekitar 20.000 orang yang dipastikan tewas dalam gempa terkuat di Turki dan Suriah dalam hampir seabad terakhir.

Pada hari nahas itu Adem Altan, seorang fotografer untuk kantor berita AFP, bergegas dari Ankara menuju pusat gempa di Provinsi Kahramanmaras sesaat setelah guncangan. Belakangan, Universitas Bogazici Turki melaporkan bahwa sekitar 40 persen bangunan di kawasan itu rusak. Salah satunya adalah apartemen tempat Mesut Hancer dan keluarganya tinggal.
Bangunan itu benar-benar ambruk. Lantai satu dengan lantai lainnya betindihan menggencet manusia dan semua yang ada di dalamnya. Bangunan yang mulanya menjulang tinggi berubah bentuk menjadi semacam gundukan beton.
Di antara reruntuhan dan beberapa gelintir warga yang mencari sanak saudaranya -karena bala bantuan belum datang- Mesut Hancer duduk sendirian. Adem Altan melihat keberadaan Mesut Hancer yang memang mengenakan jaket warna mencolok.
Adem Altan tidak bisa mengalihkan pandangan dari Mesut yang tengah berdiam dalam duka. Ia mengarahkan kameranya pada Mesut Hancer dari jarak 60 meter. Itu adalah momen yang sulit, menurut Adem.
Foto AFP hasil jepretan Adem Altan muncul di halaman depan surat kabar besar di seluruh dunia, termasuk Financial Times dan Wall Street Journal.
Adem Atlan menceritakan saat ia mengambil foto ia sangat sedih. Ia berulangkali berkata pada dirinya sendiri “ini luar biasa menyakitkan”. Adem Atlan tidak dapat menahan diri untuk tidak menangis.
"Saya tak bisa berkata-kata," kata fotografer yang sudah 15 tahun bergabung dengan AFP.

Untuk kepentingan teks foto, Altan menanyakan kepada Hancer namanya dan kemudian nama putrinya. "Dia (Mesut Hancer) berbicara dengan susah payah, jadi saya tidak bisa berbicara terlalu banyak dengannya," kata Altan.
Inilah alasan mengapa tidak ada cerita berikutnya mengenai Mesut Hancer dan putrinya selepas foto itu viral.
Altan tidak dapat mengajukan terlalu banyak pertanyaan karena semua orang perlu mengamati keheningan guna mendengar apakah ada yang selamat di bawah reruntuhan.
Altan adalah seorang fotografer yang berpengalaman 40 tahun. Ia tahu bahwa foto itu mewakili rasa sakit Turki. Meski demikia dampak global foto itu mengejutkannya. Foto itu, dan kesedihan Turki, telah dibagikan ratusan ribu kali secara online.
Altan telah menerima ribuan pesan dari orang-orang di seluruh dunia. Sebagian memuji, sebagian lagi menyatakan simpati, serta banyak yang menawarkan dukungan.
"Banyak yang mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak akan pernah melupakan gambar ini," katanya seperti dalam laporan SBS.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
TAG:
[Category Opsiin, Media Informasi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar