Menkes Soroti Virus Marburg Angka Kematian Hingga 88 Persen, Sudah Masuk RI?
VIVA Lifestyle – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti virus Marburg yang saat ini terjadi penularan di Afrika, dengan angka kematian hingga 88 persen. Menurut Menkes Budi, Indonesia belum ada laporan terkait virus tersebut sehingga masyarakat diimbau tak perlu panik.
"Teman-teman jangan buru-buru panik karena belum tentu semua virus itu menyebar," ujar Menkes kepada media, ditemui di Jakarta, Kamis 16 Februari 2023. Scroll selanjutnya.
Menkes Budi menambahkan, virus marburg saat ini baru dilaporkan di Afrika dan belum meluas ke negara lain. Terlebih, kemungkinan penyebarannya belum terdeteksi lebih lanjut dan masih dipelajari oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Di Indonesia belum ada dan kita juga masih tunggu WHO, WHO kalau ada virus di situ belum tentu semua nyebar," tuturnya.
Meski belum ada obat dan vaksinnya, namun WHO sudah melakukan pertemuan untuk menemukan solusi dari virus marburg tersebut. Menkes Budi sendiri mengatakan bahwa perkembangan mengenai sifat virus marburg sudah didapatkan dari WHO sehingga cukup dipantau tanpa perlu panik.
"Jadi kita tidak usah terlalu panik juga, kita lihat ada level-levelnya apakah ini masuk variant of interest, jadi kita perhatikan. Apakah masuk variant of concern, masuk under monitoring, jadi kita tahu ikut WHO informasinya juga sudah kita dapat," terangnya.
Menkes, Budi Gunadi Sadikin di Hari Kesehatan Nasional, di Kota Serang Banten
- VIVA/Yandi Deslatama
Sebelumnya diberitakan, pakar peringatkan bahaya penularan yang meluas di Afrika pada virus marburg dengan risiko tinggi mematikan ke manusia. Prediksi tersebut diungkap usai ditemukannya dua kasus baru digaan virus marburg di Kamerun, Afrika Tengah.
Negara tetangganya, Guinea Khatulistiwa, pertama kali melaporkan wabah penyakit itu pada Senin 13 Februari 2023, yang telah merenggut nyawa sembilan orang. Kamerun telah membatasi pergerakan di sepanjang perbatasan untuk mencoba dan menghentikan penyakit, yang memiliki tingkat kematian 88 persen, agar tidak menyebar. Namun sayangnya, dua remaja di negara tersebut telah terjangkit penyakit tersebut.
"Pada 13 Februari, kami memiliki dua kasus yang dicurigai. Ini adalah dua anak berusia 16 tahun, laki-laki dan perempuan," Robert Mathurin Bidjang, seorang pejabat kesehatan masyarakat Kamerun.
WHO karantina para korban virus Marburg
- WHO
Pejabat kesehatan di negara itu kini memantau 42 orang yang merupakan kontak dekat kedua remaja itu, dan menindaklanjuti kontak lainnya. Jenis virus mematikan, yang mirip dengan Ebola, menyebabkan mereka yang teringeksi, meninggal akibat kehabisan darah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengadakan pertemuan mendesak mengenai kasus-kasus tersebut, memanggil para ahli dari seluruh dunia untuk membahas cara mengatasi penyakit tersebut. Guinea Khatulistiwa, yang belum pernah menangani wabah virus Marburg sebelumnya, telah mengkarantina lebih dari 200 orang dan membatasi pergerakan.
"Pengawasan di lapangan telah diintensifkan. Pelacakan kontak, seperti yang Anda ketahui, adalah landasan respons. Kami telah mengerahkan kembali tim Covid yang ada di sana untuk pelacakan kontak dan dengan cepat memasangnya kembali untuk benar-benar membantu kami," kata Perwakilan WHO di Equatorial Guinea, George Ameh.
Komentar
Posting Komentar