Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Menkeu Obligasi Pilihan

    Menkeu: Aliran Modal Asing Masuk Rp 43,9 Triliun di Pasar Obligasi RI | Republika Online

    4 min read

     

    Menkeu: Aliran Modal Asing Masuk Rp 43,9 Triliun di Pasar Obligasi RI | Republika Online

    5-6 minutes

    Nilai tukar rupiah konsisten menunjukkan tren apresiasi.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kinerja APBN dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/2/2023).

    Republika/Iit Septyaningsih Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kinerja APBN dalam konferensi pers virtual, Rabu (22/2/2023).

    REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan aliran modal asing masuk (inflow) tercatat sebesar Rp 43,9 triliun di pasar obligasi Indonesia sejak 1 Januari-20 Februari 2023, sebagai dampak dari membaiknya indikator pasar keuangan.

    Beberapa waktu terakhir, sempat terjadi arus modal asing keluar (outflow) di beberapa negara pasar berkembang, termasuk Indonesia, karena kebijakan hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

    "Kebijakan Fed akan sangat menentukan modal asing yang sifatnya jangka pendek di saham maupun obligasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Februari 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

    Scroll untuk membaca

    Selain di Indonesia, arus modal asing masuk juga terjadi di negara-negara pasar berkembang yang secara keseluruhan tercatat sebesar 7,2 miliar dolar AS atau setara dengan 1,5 persen dari dana kelolaan atau Asset under Management (AuM). Secara persentase, angka tersebut lebih besar dari inflow ke negara-negara maju yang sekitar 0,8 persen dari dana kelolaan.

    Menurut Sri Mulyani, pasar keuangan global yang selama ini menyumbang ketidakpastian dengan volatilitas tinggi sudah mulai mereda, meski indikator Fed untuk tetap bertahan dengan suku bunga tinggi tetap akan menyumbang sentimen.

    Indeks volatilitas pasar saham (VIX) dan index pasar obligasi (MOVE) masih dalam tren menurun pasca pertemuan Fed pada Februari 2023. Indeks persepsi risiko (Credit Default Swap/CDS) Indonesia pun cenderung melandai, yang mengindikasikan persepsi risiko investor terhadap Indonesia terjaga.

    "Volatilitas ini masih akan kami perhatikan karena tidak hanya akan memberi sentimen positif dan negatif, tetapi juga akan menentukan arus modal ke Indonesia," ucap Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

    Usai pertemuan Fed pada bulan ini, dia mengungkapkan imbal hasil (yield) obligasi AS meningkat, cenderung sama dengan kondisi pasca pertemuan Bank Sentral pada Desember 2022. Indeks dolar AS pun bergerak positif.

    Di sisi lain, nilai tukar rupiah konsisten menunjukkan tren apresiasi sejak awal tahun 2023, yakni menguat 2,7 persen. Kondisi tersebut menggambarkan keseimbangan eksternal Indonesia yang bagus dan kepercayaan investor terhadap ekonomi domestik membaik.

    sumber : Antara

    BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

    Berita Terkait

    Penerimaan Pajak Capai Rp 162,23 Triliun per Januari 2023

    finansial - 19 jam yang lalu

    Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Tembus Rp 83,2 Triliun pada Awal 2023

    finansial - 20 jam yang lalu

    Menkeu Kecam Penganiayaan David dan Gaya Hidup Mewah Keluarga Pejabat Pajak

    Nusantara - 23 jam yang lalu

    Menkeu Salurkan Belanja Prioritas Rp 20,8 Triliun pada Januari 2023

    finansial - 22 February 2023, 12:00

    Pendapatan Negara Naik 48,1 Persen pada Awal 2023

    finansial - 22 February 2023, 11:54

    Berita Rekomendasi


    [Category Opsiin, Media Informasi]
    Komentar
    Additional JS