Pakar Sentil BPOM soal Kasus Baru Gagal Ginjal: Pengusutan Tak Tuntas - CNN Indonesia

 

Pakar Sentil BPOM soal Kasus Baru Gagal Ginjal: Pengusutan Tak Tuntas

CNN Indonesia
3-4 minutes
Selasa, 07 Feb 2023 16:33 WIB

Pakar mengkritik langkah BPOM dan Kemenkes yang tidak melakukan pengusutan secara tuntas terhadap kasus Gangguan Ginjal Akut yang kembali buat korban.

Ilustrasi. Kasus gagal ginjal kembali membuat anak di Jakarta meninggal dunia. (iStockphoto/Phynart Studio)

Yuk, daftarkan email jika ingin menerima Newsletter kami setiap awal pekan.

Jakarta, CNN Indonesia --

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengkritik langkah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang tidak melakukan pengusutan secara tuntas terhadap kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).

Pengusutan yang tak tuntas pada kasus gagal ginjal yang terjadi di periode Juli-September 2022 itu membuat seorang anak kembali meninggal dunia di Jakarta.

"Dulu belum ada kesimpulan akhir yang dibuka di publik," kata Hermawan saat dihubungi, Senin (6/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menerangkan, ada dua sisi terkait kasus GGAPA pada 2022 silam yaitu di ranah hukum di mana sebagian sudah diproses serta hal yang menyangkut evaluasi kebijakan cara pencegahan pada kejadian beirkutnya, termasuk perbaikan sistem layanan kesehatan.

Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dievaluasi menyeluruh sehingga penelusurannya harus pada dostribusi dari formula yang mengandung Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).

"Kami pengamat kesehatan kesulitan untuk telaah sejauh mana evaluasi pada kasus gagal ginjal yang dulu," tuturnya.

Dia melanjutkan, kasus GGAPA ini tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba. Menurutnya, ada faktor seperti paparan senyawa berbahaya hingga faktor ketidaktepatan pada pelayanan kesehatan atau tidak terlapor kasus pada masyarakat

"Seharusnya sistem penelusuran itu karena sudah disinyalir penyebabnya seharusnya tuntas pada distribusi formula yang mengandung EG dan DEG," katanya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya mengatakan pasien GGAPA yang meninggal dunia di DKI Jakarta sempat mengkonsumsi obat sirop merek Praxion.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyebut pasien meninggal tersebut sempat mengalami gejala batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil alias anuria.

"Satu kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia satu tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merek Praxion," kata Syahril dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (6/2).

(mts/DAL)

Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Obat Sirop Praxion ditarik, Pedagang Pertanyakan Kerja BPOM


[Category Opsiin, Media Informasi]
[Tags Gagal Ginjal, Gagal Ginjal Akut, Featured, Pilihan, Kesehatan, BPOM]

Baca Juga

Komentar