Tersembunyi di Balik Cahaya Matahari, Sejumlah Asteroid Bakal Tabrak Bumi
Jum'at, 17 Februari 2023 - 13:30 WIB
A A A
JAKARTA - Sekelompok ilmuwan mengingatkan akan bahaya asteroid yang tersembunyi cahaya matahari. Potensi tabrakan yang terjadi dari asteroid itu diyakini bakal membahayakan bumi.
Pasalnya keberadaan asteroid dalam jumlah besar itu sama sekali tidak terdeteksi karena bersembunyi bersama cahaya matahari. Kondisi itu mirip dengan peristiwa meteor Chelyabinsk yang terjadi pada Februari 2013.
Saat itu meteor Chelyabinks tiba-tibsa aja menghantam wilayah barat Rusia. Hasilnya sebuah gelombang kejut setara 35 bom atom Hiroshima yang terjadi pada Agustus 1945. Saat itu dilaporkan sebanyak 1.600 orang terluka akibat terjangan gelombang kejut tersebut.
Pasalnya keberadaan asteroid dalam jumlah besar itu sama sekali tidak terdeteksi karena bersembunyi bersama cahaya matahari. Kondisi itu mirip dengan peristiwa meteor Chelyabinsk yang terjadi pada Februari 2013.
Saat itu meteor Chelyabinks tiba-tibsa aja menghantam wilayah barat Rusia. Hasilnya sebuah gelombang kejut setara 35 bom atom Hiroshima yang terjadi pada Agustus 1945. Saat itu dilaporkan sebanyak 1.600 orang terluka akibat terjangan gelombang kejut tersebut.
Lalu mengapa meteor selebar 60 meter itu tidak bisa dideteksi? Para ilmuwan meyakini hal itu terjadi karena meteor tersebut tidak terlihat karena silau matahari.
Kabar buruknya, kondisi itu tidak hanya terjadi pada meteor Chelyabinsk saja. Para ilmuwan meyakini masih banyak lagi batuan luar angkasa yang tidak terdeteksi karena tersembunyi silau matahari.
Baca juga : Cuma 50 Unit, Italjet Dragster Edisi Ariel NOAH Gegerkan IIMS 2023
"Diperkirakan asteroid seukuran meteor Chelyabinsk aka nmenyerang bumi setiap 50-100 tahun," kata Richard Moissl, Head of Planetary Defence European Space Agency (ESA).
Dia meyakini ribuan korban luka-luka yang diakibatkan meteor Chelyabinsk bisa dihindari jika ada upaya pencegahan yang baik. Diperlukan sistem baru yang bisa mendeteksi keberadaan asteroid-asteroid yang tidak terdeteksi akibat silau matahari.
Richard Moissl mengatakan saat ini ESA akan meluncurkan observatorium orbit NEOMIR (Near Earth Object Mission in the Infra-red) dalam waktu sepuluh tahun ke depan. Observatorium itu akan bertugas mendeteksi dan memantau setiap asteroid yang datang ke bumi dari arah matahari.
Disebutkan Daily Mail, NEOMIR akan berlokasi di titik Lagrange L1 antara bumi dan matahari.Tidak terganggu oleh atmosfer bumi, teleskop infra merah NEOMIR diyakini dapat melihat asteroid berukuran 20 meter dan lebih besar. Termasuk asteroid yang bersembunyi di bawah sinar matahari.
"Misi NEOMIR yang akan datang adalah mendeteksi asteroid seperti Chelyabinsk," ujar Richard Moissl.
Baca juga : Kolaborasi Hyundai Staria x Lombardi Bisa Bikin Toyota Alphard Kalah Kelas
Badan antariksa mengakui bahwa ada kemungkinan asteroid yang bahkan lebih besar dari yang dapat dideteksi NEOMIR dapat berdampak pada Bumi dari siang hari, tetapi skenario seperti itu kecil kemungkinannya.
Sebelumnya Scott Sheppard, ilmuwan dari Carnegie Institution for Science di Washington DC, mengatakan bahwa terjadinya peristiwa meteor Chelyabinsk disebabkan oleh kekurangan yang dimiliki observatorium yang ada saat ini. Sebagian besar teleskop di observatorium cenderung mengalihkan arah pandangan dari bumi agar menghindari silau matahari.
Hasilnya banyak objek yang ada dekat orbit bumi tidak terdeteksi. Termasuk asteroid yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Sementara para peneliti NASA meyakini beberapa asteroid bisa terkesan bersembunyi karena rotasi bumi. Gerakan asteroid-asteroid tersebut sama dengan rotasi bumi. Hal itu membuat asteroid tampak seperti hampir tidak bergerak sehingga sulit dideteksi.
Nah, keberadaan NEOMIR diharapkan mampu mendeteksi asteroid-asteroid tersebut.Jadi masyarakat dapat bisa mengantisipasi dengan baik potensi tabrakan yang terjadi. Begitu juga dengan otoritas terkait yang bisa memikirkan strategi untuk mengalihkan arah terjadinya tabrakan.
[Category Opsiin, Media Informasi]
Komentar
Posting Komentar