Warga Adat: Hutan Kerinci Lokasi Kapolda Jambi Kawasan Terlarang
Kawasan hutan yang menjadi lokasi pendaratan darurat rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono disebut tak bisa sembarangan dilewati. (Arsip Humas Polri)
Yuk, daftarkan email jika ingin menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Jakarta, CNN Indonesia --
Kawasan hutan yang menjadi lokasi pendaratan darurat rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono disebut tak bisa sembarangan dilewati. Lokasi yang berada di Desa Tamiai, Kerinci, Jambi tersebut merupakan wilayah terlarang bagi masyarakat adat Muara Langkap.
"Seharusnya jalur heli kan cukup menelusuri Sungai Batang Merangin. Renah si hijau dan gunung betuah itu terlarang dimasuki sembarang orang," ujar Depati atau Tokoh Adat Muara Langkap, Mukhri Soni, Selasa (21/2) melalui sambungan telepon.
Pemimpin adat Muara Langkap diturunkan dari generasi ke generasi untuk menjaga tradisi masyarakat setempat agar selaras dengan lingkungan sekitar.
Soni mengatakan dalam kepercayaan masyarakat adat setempat, perlu ada prosesi adat untuk masuk ke kawasan hutan tersebut, yakni meminta izin dan menyiapkan upacara adat Sirih Sekapur.
"Boleh dilewati tetapi meminta izin kepada Depati," ujarnya.
Soni berharap para pihak yang terlibat dalam evakuasi rombongan Kapolda Jambi segera meminta izin dan mengadakan prosesi Sirih Sekapur.
Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar proses evakuasi bisa lebih lancar.
Rombongan Kapolda Jambi yang terjebak di hutan Bukit Tamiai, Kerinci, Jambi masih belum bisa dievakuasi sejak helikopter mendarat darurat, Minggu (19/2). Tim SAR gabungan masih menunggu cuaca cerah di titik lokasi tersebut.
Kabid Humas Polda Jambi Mulia Prianto mengatakan kondisi lokasi rombongan Kapolda Jambi berada kembali berkabut tebal. Helikopter dari Polairud Baharkam Polri sempat ke lokasi tersebut sekitar pukul 09.00 WIB, tetapi belum bisa melalukan evakuasi.
"Cuaca masih berkabut dan tidak memungkinkan sehingga helikopter kembali ke lapangan posko untuk melakukan pengisian avtur (bahan bakar)," ujarnya.
Saat ini tim SAR gabungan masih menunggu cuaca cerah atau tidak berkabut tebal. Jika mendapatkan informasi itu, tim SAR gabungan akan langsung meluncur dengan menggunakan helikopter yang dilengkapi peralatan hoist untuk mengangkut para korban.
Para korban terpaksa menginap di tenda darurat dalam kondisi terluka. Rombongan ini dijaga dan dirawat dua tim SAR yang datang dari jalur darat, satu serta tim yang datang dari jalur udara, yang totalnya sekitar 30 orang.
Para korban kecelakaan ini, yaitu Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono, Direktur Reskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudistira, Direktur Polairud Polda Jambi Kombes Michael Mumbunan, Koorspri Polda Jambi Kompol Ayani, dan ADC Kapolda Jambi, serta 3 orang kru.
(msa/fra)
Komentar
Posting Komentar