Pilihan

#NewsFlash: Prediksi Euro: Spanyol vs Jerman 5 Juli 2024 - Bola.net - Google Berita

DPRD Nduga Sebut Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Mulai Korbankan Warga Sipil - Tribunnews

 

DPRD Nduga Sebut Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Mulai Korbankan Warga Sipil

By Hasanudin Aco
tribunnews.com
April 14, 2023

TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Nduga Leri Gwijangge menyebut langkah operasi pembebasan sandera pilot Susi Air Philip Marthens mulai mengorbankan warga sipil.

Pasalnya aparat di lapangan justru menangkap warga sipil yang tak ada kaitannya dengan kelompok TPN/OPM pimpinan Egianus Kogoya.

Bahkan salah seorang perempuan warga Distrik Mebarok menjadi korban tembak saat tengah melintas di perbatasan antara Kabupaten Nduga dan Lany Jaya.

Bukan hanya itu 4 orang pemuda warga sipil ditangkap di distrik Nenggeagin juga menjadi korban penangkapan.

Informasi yang diperoleh Lery satu di antaranya meninggal dunia sementara 3 orang lainnya sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya.

"Kasus terakhir kami dapat laporan, warga sipil Nduga yang berada di distrik Mebarok ditembak saat mereka di jalan pulang dari Lany Jaya usai belanja bahan makanan ketemu aparat di hutan karena jalan pintas harus melewati hutan dan mereka dapat tembak, korbannya perempuan terkena di bagian punggung. Padahal mereka warga biasa tidak pegang senjata cuma bawa noken isinya barang belanjaan yaitu bahan makanan," ungkap Leri dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (14/4/2023).

Aparat juga melakukan penangkapan terhadap 4 orang warga dari Nduga yang ditangkap didistrik Nenggeagin, Kabupaten Nduga dan dibawa ke Timika.

Keempat warga yang ditangkap adalah Wisi Unue, Pirison Gwijangge, Ebendat Karunggu, dan Terita Telenggen.

"Mereka ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kelompok TPN-PB OPM, sebab korban adalah siswa sekolah SMP dan pemuda biasa di kampung, juga tidak pegang senjata tetapi ditangkap," sambung Leri.

Dia menambahkan juga, dari empat warga yang ditangkap, satu di antaranya meninggal dunia di Timika dan mayatnya dipulangkan oleh aparat keamanan ke Kabupaten Lani Jaya terpaksa dibakar di ujung jalan karena jauhnya jarak kampung.

"Sementara 3 lainnya saat ini menurut keluarga tidak ada kejelasan, apakah masih hidup atau mati. Tidak diketahui keberadannya," ucapnya.

Leri meminta agar aparat di lapangan tidak bisa bertindak asal tangkap apalagi sudah ada arahan dari Panglima TNI untuk mengedepankan dialog atau persuasif dalam upaya pembebasan sandera pilot Susi Air.

"Yang terjadi seakan-akan, karena kulitnya hitam, rambut keriting, lalu disimpulkan sebagai anggota TPN OPM. Termasuk saat memeriksa HP warga jangan karena menemukan ada foto pilot lalu dicurigai. Ini kan era media sosial siapa saja bisa menyimpan foto lalu dengan menyimpan foto dituduh bagian dari pelaku penyanderaan? Kan tidak bisa begitu. Ini terus terang aparat di lapangan mulai meresahkan karena penangkapan justru menyasar warga sipil yang tidak ada sangkut paut dengan urusan penyanderaan ini," tegas Leri.

Ia berharap agar arahan Panglima TNI untuk mengedepankan dialog (persuasif) dalam operasi di Nduga ini harus benar-benar dijalankan oleh aparat di lapangan.

Karena kata dia, masyarakat sipil mulai merasakan keresahan akibat mulai ada korban warga sipil baik yang ditangkap maupun ditembak.

"Kami minta pimpinan TNI dan Polri untuk tertibkan anggotanya di lapangan. Jangan sampai arahan pimpinan justru tidak dilaksanakan karena di lapangan justru mereka mengunakan cara-cara kekerasan layaknya operasi militer. Kami minta dichek benar, evaluasi dan ambil tindakan," pungkas Leri.

TNI Kerahkan Satuan Organik

TNI mengerahkan satuan organik dan satuan penugasan untuk memaksimalkan pencarian Pilot Susi Air yang disandera Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua Philip Mark Mehrtens.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman mengungkapkan upaya pencarian pilot Susi Air terus dimaksimalkan.

TNI, kata dia, telah mem-BKO kan prajuritnya kepada Polri dalam proses penegakan hukum.

Hal tersebut, kata dia, sesuai arahan dari Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.

"Dalam rangka memaksimalkan proses pencarian pilot Susi Air, pihak TNI memberdayakan satuan organik TNI dan satuan penugasan yang saat ini bertugas di Papua," kata Herman dalam keterangan resmi Pendam XVII Cenderawasih pada Kamis (13/4/2023).

"Semua ini dilakukan karena pertimbangan luasnya wilayah, kondisi geografi dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan lainnya, terlebih gerombolan KST bersenjata," sambung dia.

Dengan demikian, kata dia, prajurit TNI yang diperbantukan ke Polri untuk penegakan hukum dalam upaya pencarian Pilot jumlahnya normatif sesuai kebutuhan.

Namun, lanjut dia, TNI memberdayakan satuan organik dan satuan penugasan di Papua untuk memaksimalkan pencarian tersebut.

"Oleh karenanya, apabila terkesan sangat banyak TNI yang terlibat dalam proses pencarian Pilot, maka bisa kami maklumi. Sehingga kami perlu jelaskan saat ini agar mengerti bagaimana TNI membantu memaksimalkan pencarian Pilot," kata Herman.

"Mohon doa dan dukungannya, semoga TNI dan aparat lainnya diberi keselamatan dan keberhasilan dalam pencarian Pilot Susi Air, termasuk untuk melindungi masyarakat dari ancaman KST," sambung dia.

Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring selaku Dankolaksops TNI sebelumnya menegaskan proses pencarian pilot dilakukan dengan Smart Approach yaitu Soft Approach dan Hard Approach melalui negosiasi dan penegakan hukum yang dilakukan oleh Tim Gabungan.

Sehingga diperlukan waktu dan kesabaran karena mengedepankan keselamatan pilot sebagai prioritas yang utama.

Sebagai informasi, dua bulan sudah pilot Susi Air Philip Mark Merthens (37) disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya di Papua, 7 Februari 2023.

Kelompok tersebut juga membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Sejak saat itu, tim gabungan TNI-Polri terus berupaya melakukan pencarian untuk menyelamatkan Kapten Philip.

Sejak penyanderaan, tim gabungan melakukan upaya pendekatan lunak atau soft approach yang melibatkan masayarakat adat setempat guna memulangkan Kapten Philip.

Selain itu, pemerintah melakukan koordinasi dengan otoritas Selandia Baru terkait penyelamatan warga negaranya itu.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek