Merger BUMN Karya Masih Dibahas, Stafsus Erick Thohir: Butuh Koordinasi Banyak Kementerian
JAKARTA, iNews.id - Rencana merger Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya yang bergerak di bidang konstruksi masih dibahas Kementerian/Lembaga terkait.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan proses transformasi BUMN Karya masih di tahap awal. Bentuk akhir dari BUMN Karya pun masih dibahas Kementerian BUMN, dan Kementerian PUPR, serta kementerian teknis.
FLASH SALE Rp99 DAY
Total Hadiah 2M | GRATIS ONGKIR s/d 20 RIbu | Flash Sale Rp99 | Diskon hingga 70%
LIHAT
KODE JFC
S & K 📅 31 May 2023
Baca Juga
"Apalagi kan membutuhkan koordinasi antara banyak lembaga-lembaga, kementerian. Misalnya Kementerian PUPR, Kemenkeu, Kemenkumham juga untuk perundang-undangannya," kata Arya, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (28/4/2023).
Kabar merger perusahaan negara di sektor konstruksi awalnya diungkapkan Erick Thohir. Dia mencatat, penggabungan BUMN Karya ditargetkan dilakukan pada tahun ini.
Menurut dia, Kementerian BUMN sedang mereview aset-aset BUMN karya yang tidak ada hubungan dengan core bisnis. Hal itu, juga telah dibahas Erick Thohir dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.
"Kita mau mengkonsolidasi, saya sudah bicara dengan Pak Basuki (Menteri PUPR), Pak Basuki sangat setuju, kita konsolidasi karya-karya ini yang sejenis dan punya expertise (keahlian)," ucap Erick kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Arya mengungkapkan, opsi perbaikan keuangan dan operasional bisnis BUMN Karya masih digodok pemerintah. Salah satu alternatif yang sempat diutarakan Menteri BUMN Erick Thohir adalah penggabungan alias merger.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan merger atau skema konsolidasi lain atas perbaikan perusahaan pelat merah di sektor konstruksi itu masih dalam tahap pembahasan. Sehingga, pemerintah belum dapat menyampaikan detail dari proses transformasi yang dimaksud.
"Jadi arahnya tunggu aja, masih berproses, nanti kalau sudah ada bentuk-bentuknya bagaimana baru kita sampaikan, ya itu tunggu aja (merger)," ujar Arya
Terkait merger, lanjut Arya, baru berupa opsi saja. Sehingga belum dapat disimpulkan bahwa skema konsolidasi ini menjadi pilihan Kementerian BUMN untuk membenahi bisnis BUMN Karya.
Arya menyebut ada opsi lain berupa pembentukan holding. Jika skema ini dipilih, maka akan ada perusahaan induk yang mengatur, mengendalikan, dan mengawasi kinerja dari beberapa anak perusahaan yang tergabung dalam satu grup perusahaan.
"Jangan langsung mengatakan wah di-merger-kan atau bisa apakah namanya nanti holding atau apa kan kita belum tau. Liat aja nanti bagaimana, ini semua belum ada bentuk besarannya masih dikonsepkan tahap awal," tutur Arya.
Editor : Jeanny Aipassa
Follow Berita iNews di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.
Komentar
Posting Komentar