Misteri Daerah Bernama Warung yang Dikuasai Kerajaan Mataram usai Pembelotan Madiun - BuddyKu

 

Misteri Daerah Bernama Warung yang Dikuasai Kerajaan Mataram usai Pembelotan Madiun - BuddyKu

Misteri Daerah Bernama Warung yang Dikuasai Kerajaan Mataram usai Pembelotan Madiun

MALANG, iNews.id - Serangan Panembahan Senopati penguasa Kerajaan Mataram ke Mojokerto mengalami kegagalan. Wilayah itu tak bisa diambil alih Senopati dari Pangeran Surabaya yang menjadi penguasanya.

Konon pascakekalahan Mataram di Mojokerto itu, Pangeran Surabaya melantik seorang bupati di Warung dari utusan yang dikirimnya. 

Nama daerah Warung pun menjadi suatu hal yang misterius. Sebab daerah ini menjadi penanda wilayah kekuasaan kekuasaan Pangeran Surabaya di garis depan. 

Babad Tanah Djawi pada Puncak Kekuasaan Mataram : Politik Ekspansi Sultan Agung, tulisan HJ De Graaf mendeskripsikan bagaimana wilayah Warung konon menjadi perebutan kekuasaan.

Lokasinya disebut De Graaf berada di daerah Blora, Jawa Tengah. Wilayah ini erat kaitannya dengan pembelotan Madiun pascagagalnya serangan Mataram ke Mojokerto. 

Pada Serat Kandha tidak memberitakan sesuatu tentang Warung, hanya mengatakan Senopati sesuai keputusan Sunan Giri, tidak menuntut pajak untuk tahun yang pertama, tetapi untuk tahun-tahun berikutnya. Konon pembelotan Madiun disebabkan rasa iri hati bupatinya, putra bungsu Sultan Tranggana. 

Guna menyerang Mataram, dia bersekutu dengan Ponorogo dan secara tertulis meminta bantuan dari pihak Jawa Timur. Meskipun sudah damai, kedua belah pihak masih ingin berperang. Senopati haus akan kekuasaan tertinggi yang telah diramalkan, yang berarti juga atas Pajang. Lawan-lawannya ingin menghancurkan kekuasaan pendatang baru itu.

Warung merupakan titik strategis yang penting. Sebagai pas Surabaya di garis depan, Warung juga merupakan ancaman bagi Pati dan Madiun. Mengapa Senopati merasa berhak atas daerah ini, tidak diberitakan. Mungkin karena bertetangga dengan Pati dan Sela.

Konon Madiun mulai merasa terancam setelah Senopati menaklukkan Warung. Tetapi faktor ancaman itu tampaknya itu agaknya masih jauh. Sebab Panembahan Madiun merupakan putra bungsu Sultan Trenggana dari Demak. 

Oleh karenanya dinamakan Pangeran Timur. Setelah ayahnya meninggal, dia diangkat oleh Raja Pajang dan dibesarkan di istananya. Mungkin dia masih di sana ketika Aria Panangsang menyuruh agar walinya dibunuh, yang jika pembunuhan itu berhasil, anak itu pun akan terbunuh.

Para bangsawan di timur Pulau Jawa juga konon merasa cemas melihat perkembangan Senopati dengan merugikan dua kerajaan yakni Demak dan Pajang. Perebutan Warung oleh Mataram mungkin dipandang sebagai tindakan yang telah melampaui batas kesabaran Panembahan Madiun.

Dengan pembelotan Madiun, maka daerah musuh Senopati meluas sampai Pajang sehingga kekuasaannya secara langsung terancam bahaya. Bahaya ini bertambah besar ketika musuh-musuhnya memakai Madiun sebagai titik tolak serangan terhadap Mataram.

Author: Avirista Midaada

Baca Juga

Komentar