PNS Dilarang Mudik Lebaran Pakai Mobil Dinas dan Terima Parsel, Ini Sanksinya - inews

 

PNS Dilarang Mudik Lebaran Pakai Mobil Dinas dan Terima Parsel, Ini Sanksinya

PNS Dilarang Mudik Lebaran Pakai Mobil Dinas dan Terima Parsel, Ini Sanksinya
Ilustrasi Mobil dinas . (Foto: MPI/Avirista Midaada).

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah melarang para Pegawai Negeri Sipil (PNS) menggunakan mobil dinas untuk kegiatan mudik ke kampung halaman. PNS juga tidak boleh menerima dana dan parsel lebaran dari pihak manapun.

ShopeeShopee
Voucher Spesial iNews
BIG RAMADAN SALE
Promo terbesar Se-Indonesia. Diskon 50%, THR Kaget 15 Milyar, Flash Sale Akbar Rp.1. Gratis Ongkir Super DAHSYAT dan masih banyak promo lainnya.
LIHAT KODE
2CM
S & K
📅 31 May 2023

Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) No.07/2023 yang diterbitkan pada hari ini, Jumat (14/4/2023). SE tersebut tentang Pelaksanaan Disiplin dan Protokol Perjalanan ke Luar Daerah Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara Selama Periode Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023.

Baca Juga

“Surat Edaran dimaksudkan sebagai pedoman bagi pegawai ASN pada instansi pemerintah untuk menerapkan kebijakan mengenai pelaksanaan disiplin dan protokol perjalanan ke luar daerah bagi pegawai ASN selama periode hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2023,” bunyi SE tersebut, dikutip (14/4/2023).

Dalam SE itu, para Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) diminta untuk melarang pejabat dan pegawai di lingkungan instansinya meminta dana atau hadiah sebagai Tunjangan Hari Raya (THR) baik secara individu atau mengatasnamakan instansi kepada masyarakat, perusahaan dan Aparatur Sipil Negara (ASN) lainnya.

Baca Juga

Selanjutnya, PPK diminta mengimbau pejabat dan pegawai untuk menolak gratifikasi seperti parsel yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Kemudian PPK juga diharapkan dapat menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada para pemangku kepentingan agar tidak memberikan gratifikasi dalam bentuk apapun kepada para pegawai ASN.

SE tersebut juga mengatur perihal larangan bagi ASN untuk menggunakan kendaraan dinas untuk mudik, oleh sebab itu PPK diminta memastikan seluruh pejabat dan pegawai di instansi masing masing tidak menggunakan kendaraan dinas untuk kepentingan mudik, berlibur, atau di luar kepentingan dinas. 

Baca Juga

Disebutkan, PPK dapat menjatuhkan sanksi hukuman disiplin kepada ASN yang melanggar sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah No.94/2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Pemerintah No.49/2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.

Adapun sanksi berupa hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada ASN yang melanggar, yaitu:

1. Hukuman disiplin ringan, berupa teguran lisan,  teguran tertulis, hingga pernyataan tidak puas secara tertulis.

2. Hukuman disiplin sedang:
- pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen selama 6 bulan
- pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen selama 9 bulan
- pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen selama 12 bulan.

3. Hukuman disiplin berat:
- penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan
- pembebasan dari jabatannya menjadi Jabatan Pelaksana selama 12 bulan
- pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.

Tertulis juga di dalam SE agar para ASN dan keluarga yang akan melakukan perjalanan mudik dapat mengutamakan pemanfaatan hari libur, cuti bersama dan cuti tahunan untuk bepergian ke destinasi wisata dalam negeri. Selain itu juga memperhatikan protokol perjalanan, protokol kesehatan, serta mematuhi tata tertib lalu lintas dalam berkendara.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga mengeluarkan Surat Edaran KPK No.6/2023 tentang Pencegahan Korupsi dan Pengendalian Gratifikasi Terkait Hari Raya. Dimana dalam edaran tersebut para pimpinan instansi pemerintah agar melarang penggunaan fasilitas dinas untuk kepentingan pribadi.

Selain itu Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara diminta untuk menolak gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dan menerbitkan surat edaran terbuka atau bentuk pemberitahuan publik lainnya yang ditujukan kepada para pemangku kepentingan agar tidak memberikan gratifikasi dalam bentuk apapun kepada para Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara di lingkungannya.

Editor : Jeanny Aipassa

Follow Berita iNews di Google News

Baca Juga

Komentar