Tradisi Unik Bulan Puasa di Maroko, Mainkan Alat Musik untuk Bangunkan Sahur - inews

 

Tradisi Unik Bulan Puasa di Maroko, Mainkan Alat Musik untuk Bangunkan Sahur 

Umaya Khusniah
Tradisi Unik Bulan Puasa di Maroko, Mainkan Alat Musik untuk Bangunkan Sahur 
Tradisi unik di Maroko ini hanya ada saat Ramadhan yakni 'Nafar' dan 'Tebbal'. (Foto: Youtube/Nafar Antwerpen)

JAKARTA, iNews.id Tradisi unik di Maroko ini hanya ada saat Ramadhan yakni 'Nafar' dan 'Tebbal'. Mereka merupakan petugas terpilih yang meniup terompet dan menabuh drum atau rebana untuk membangunkan warga muslim untuk sahur

Dilansir dari dailysabah, seseorang yang jujur dan meraih simpati warga akan dipilih sebagai Nafar dan Tebbal. Mereka biasanya merupakan orang terkenal di lingkungannya.

Baca Juga

Moroccoworldnews menyebut, dengan mengenakan pakaian tradisional Maroko, 'gandora' dan selop, mereka akan menyusuri jalan sambil memainkan alat musik demi membangunkan orang-orang untuk sahur.

Orang-orang yang terbangun dari panggilan sering memberikan tip kepada Nafar dan Tebbal sepanjang Ramadhan, terutama pada malam terakhir bulan itu. Hal tersebut untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka atas layanan tersebut. 

Baca Juga

Misi para musisi ini telah menjadi bagian dari identitas Maroko selama beberapa generasi dan telah menjadi ciri penting dari warisan budayanya. Konon sejarah tradisi ini di Maroko sudah ada sejak abad ketujuh.

Di kota-kota besar Maroko termasuk Fes, Meknes, dan Marrakech, orang masih menunggu nafar atau tebbal melewati jalanan. 

Baca Juga

Namun, terlepas dari revolusi teknologi dalam beberapa dekade terakhir, beberapa orang Maroko masih bergantung pada nafar dan tebbal. Mereka secara sukarela berjalan menyusuri jalan-jalan Maroko untuk membangunkan orang-orang untuk sahur. 

Kehadiran pemain terompet dan penabuh genderang tidak spesifik hanya di Maroko. Mereka ditampilkan dalam warisan negara-negara Arab lainnya termasuk Suriah, Emirat, Mesir, Aljazair, dan Tunisia. Orang-orang yang bertugas membangunkan Muslim untuk sahur disebut dengan nama yang berbeda di Timur Tengah, di antaranya 'messaharaty' atau 'mossaharaty'.

Baca Juga

Kata itu diterjemahkan sebagai 'orang-orang sahur', mereka membawa gendang atau rebana untuk memecah kesunyian jalanan guna membangunkan orang-orang untuk sahur. Bilal Ibn Rabbah, salah satu sahabat Nabi Muhammad, dianggap sebagai messeharaty pertama dalam sejarah Islam.

Dia diminta oleh nabi untuk berada di jalanan dan membangunkan orang untuk sahur dengan suaranya yang indah sebelum salat subuh. Ibnu Rabah juga dikenal sebagai 'muazin' (pemanggil salat) pertama dalam Islam.

Baca Juga

Baca Juga

Komentar