Apa itu Kusta - Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya - Siloam Hospital - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Apa itu Kusta - Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya - Siloam Hospital

Share This

 

Apa itu Kusta - Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Kusta adalah

Lepra atau kusta adalah gangguan pada kulit akibat infeksi bakteri kronis. Gangguan ini sering kali ditandai dengan mati rasa pada tungkai dan kaki, kemudian disertai timbulnya lesi pada kulit. Penyakit kusta dapat menyebar melalui percikan ludah ketika pengidapnya batuk atau bersin.

Di Indonesia sendiri, kusta adalah penyakit yang umum terjadi, bahkan termasuk tertinggi. Berdasarkan data terakhir dari WHO pada tahun 2020, jumlah kasus kusta di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia, yaitu sebanyak 8%.

Banyak mitos-mitos yang berkembang mengenai sakit kusta. Meski dapat menular, namun kusta adalah jenis penyakit kulit yang dapat ditangani dan jarang menjadi penyebab kematian. Namun, infeksi bakteri ini berisiko mengakibatkan kecacatan pada pengidapnya.

Penyebab Kusta

Kusta merupakan jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae, di mana bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui droplet. Seseorang dapat tertular kusta apabila terkena percikan air liur dari penderitanya.

Bakteri ini membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak dalam tubuh pengidapnya. Kusta juga memerlukan kontak dalam waktu lama untuk bisa menularkan infeksi. Anda tidak akan dengan mudah tertular hanya dengan bersalaman, duduk bersama, bahkan berhubungan seksual.

Selain dari penyebab utama di atas, kusta juga dapat menjangkit orang-orang dengan beberapa faktor, seperti:

  • Sistem kekebalan tubuh terganggu
  • Berkunjung atau menetap ke kawasan endemik kusta
  • Bersentuhan dengan hewan yang dapat menyebarkan bakteri kusta, seperti armadillo

Jenis-jenis Kusta

Kusta terbagi menjadi enam jenis berdasarkan tingkat keparahan gejalanya, berikut masing-masing penjelasannya.

1. Lepromatous leprosy

Jenis kusta ini ditandai dengan lesi yang tersebar simetris. Lesi yang timbul mengandung banyak bakteri juga disertai rambut rontok, kelemahan otot, dan gangguan saraf.

2. Borderline lepromatous leprosy

Gejala kusta yang satu ini adalah kemunculan lesi dengan jumlah banyak dan bentuknya datar atau benjolan, biasanya juga disertai gejala mati rasa.

3. Mid-borderline leprosy

Gejalanya adalah lesi kemerahan yang menyebar secara acak dan tidak simetris, disertai mati rasa dan juga pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar kusta.

4. Tuberculoid leprosy

Penyakit kusta yang satu ini memunculkan lesi datar berukuran besar, disertai pembesaran saraf dan mati rasa.

5. Borderline tuberculoid leprosy

Kusta ini ditandai dengan kemunculan lesi berukuran lebih kecil dan lebih banyak dibandingkan lesi pada tuberculoid leprosy.

6. Intermediate leprosy

Jenis penyakit kusta ini ditandai dengan munculnya lesi datar dengan warna pucat. Apabila sistem imun penderita dalam kondisi yang baik, kemungkinan besar dapat sembuh dengan sendirinya.

Gejala Kusta

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bakteri kusta memerlukan waktu lama untuk berkembang biak, sehingga gejala yang ditimbulkan biasanya tidak tampak jelas di awal dan akan terlihat secara perlahan.

Bahkan, dalam beberapa kasus, gejala kusta baru akan muncul setelah bakteri berkembang biak dalam tubuh pengidapnya selama bertahun-tahun. Adapun gejala kusta adalah sebagai berikut:

  • Anhidrosis, yaitu kulit tidak mengeluarkan keringat
  • Luka pada telapak kaki tidak terasa nyeri
  • Kulit menjadi mati rasa, termasuk kehilangan kemampuan untuk merasakan sentuhan, tekanan, suhu, bahkan rasa nyeri
  • Kulit terasa kering dan kaku
  • Saraf membesar, umumnya pada lutut dan siku
  • Alis dan bulu mata rontok permanen
  • Mengalami mimisan
  • Muncul bercak dengan warna lebih terang daripada kulit sekitarnya
  • Terdapat benjolan atau bengkak pada telinga dan wajah
  • Otot kaki dan tangan melemah
  • Mata jarang mengedip dan menjadi kering

Diagnosis Kusta

Dalam melakukan diagnosis pada pasien kusta, dokter akan menanyakan terlebih dahulu terkait gejala atau keluhan yang dialami pasien, kemudian dilanjutkan dengan memeriksa kulit. Dalam pemeriksaan ini, dokter melakukan pengamatan apakah muncul lesi pada kulit.

Selanjutnya, guna memastikan diagnosis secara tepat, dokter akan mengambil sampel kulit dengan cara skin smear (dikerok). Nantinya, sampel ini akan dianalisis di laboratorium untuk mengetahui keberadaan bakteri penyebab kusta.

Apabila kusta yang diderita sudah cukup parah, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan pendukung untuk mendeteksi apakah bakteri tersebut sudah menyebar ke organ lain atau belum. Adapun pemeriksaan yang dilakukan untuk kusta adalah:

  • Hitung darah lengkap
  • Pemeriksaan fungsi hati atau liver
  • Tes kreatinin
  • Menjalani biopsi saraf

Pengobatan Kusta

Metode utama yang dilakukan dalam pengobatan kusta adalah menggunakan obat antibiotik. Penderita kusta akan diberikan obat antibiotik yang dikonsumsi selama 1-2 tahun, adapun durasi, jenis, dan dosisnya sendiri akan disesuaikan dengan jenis kusta yang diderita.

Di Indonesia sendiri, pengobatan kusta yang paling umum diterapkan adalah metode Multidrug Therapy (MDT), yaitu prosedur pengobatan yang mengkombinasikan dua antibiotik atau lebih. Apabila dibutuhkan penanganan lanjutan, biasanya akan dilakukan operasi dengan tujuan:

  • Mengembalikan fungsi anggota tubuh
  • Menormalkan kembali saraf yang rusak
  • Memperbaiki bentuk tubuh yang mengalami kecacatan

Itulah penjelasan mengenai apa itu kusta, termasuk penyebab, gejala, hingga pengobatan dan pencegahannya. Jangan sampai dibiarkan hingga terjadi komplikasi kusta. Apabila Anda mengalami keluhan terkait permasalahan kulit, Anda dapat berkunjung ke Siloam Hospitals terdekat dan berkonsultasi dengan dokter Dermatologi kami.


Agar lebih praktis, Anda dapat melakukan reservasi online dan ketahui informasi mengenai jadwal dokter Dermatologi pilihan Anda dan ajukan booking. Anda juga dapat melakukan telekonsultasi melalui aplikasi MySiloam yang memungkinkan Anda berkonsultasi langsung secara online dengan dokter spesialis.

Tags :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages