Cerita Mahasiswa Ponorogo Lolos dari Maut di Sudan: Terisolir 2 Minggu
Ponorogo, Beritasatu.com – Konflik yang terjadi antara pasukan paramiliter Rapid Support Force (RSF) dengan militer Sudan membuat sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal disana harus dievakuasi. Tak terkecuali sejumlah pelajar yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Sudan.
Meskipun pendidikan yang mereka tempuh saat ini belum selesai, namun demi keselamatan dan keamanan para WNI, kedutaan besar Indonesia di Sudan terpaksa harus mengevakuasi seluruh WNI kembali ke tanah air.
Salah satunya, Husnul Ma'arif (26 tahun) mahasiswa asal Desa Pintu, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
Husnul terpaksa harus kembali ke Indonesia dan menunda sementara kuliahnya, untuk menyelesaikan S2 di Universitas Al-Qur’an Al Karim, di Omdurman, Sudan.
"Kebetulan kampus saya memang berdekatan dengan wilayah konflik di Sudan, soalnya kampus saya, kalau disini disebut gedung MPR, dekat,” kata Husnul saat ditemui Beritasatu.com, dikediamannya, Jumat (5/5/2023).
Husnul menceritakan, saat ini kondisi di Sudan sudah sangat tidak kondusif. Terlebih, saat ini negara tersebut tidak memiliki pemimpin negara berupa Presiden.
Suara tembakan dan ledakan hampir setiap hari terdengar usai bentrokan pecah pada 15 April 2023 lalu.
Bahkan, Husnul mengaku sempat terisolir selama kurang lebih dua minggu dan tidak berani keluar dari tempat kos-nya karena kondisi diluar sangat chaos.
Selain tembakan dan ledakan acap kali meletus, sejumlah penjarahan juga terus terjadi disekitar tempat ia tinggal.
Hingga akhirnya, Husnul bersama beberapa WNI dan pelajar Indonesia lainnya berhasil dievakuasi menuju pelabuhan Sudan pada 28 April 2023 lalu.
Setelah dievakuasi menuju pelabuhan, Husnul langsung diterbangkan dengan pesawat TNI AU dengan menempuh perjalanan selama 17 jam.
Husnul yang saat ini sedang menempuh progam pascasarjana jurusan Ilmu Syariah, terpaksa harus cuti sementara untuk pulang ke Indonesia.
Anak ketiga dari tiga bersaudara ini sudah tiga hari di Ponorogo, setelah sebelumnya sempat mendarat di Halim Perdana Kusuma.
Ia pun sempat transit juga di Asrama Haji Jakarta Timur saat dilalukan pendataan oleh petugas, kemudian selanjutnya diantar ke Ponorogo
"Untuk kuliah mungkin ada beberapa akan kembali lagi, namun saat ini masih dalam pendataan dari persatuan pelajar Indonesia (PPPI),” ujarnya.
Saat disinggung takut atau tidak jika kembali meneruskan pendidikan di Sudan, Husnul menuturkan untuk menunggu suasana menjadi lebih kondusif terlebih dahulu. Terlebih suasana konflik di Sudan bukan pertama kalinya.
Selama menempuh pendidikan di Sudan sejak 2015 lalu, pecah konflik juga terjadi pada 2019-2020 lalu, namun pada saat itu tidak sebesar sekarang ini dan berhasil diredam.
"Karena kita punya kedutaan besar, kita menunggu kabar dari sana saja,” ungkap Husnul.
Sang ibu, Sujirah, mengaku bersyukur anaknya bisa pulang dalam kondisi selamat dan sehat. Meskipun sebelumnya ia sama sekali tidak mengatahui jika negara anaknya menempuh pendidikan sedang terjadi konflik.
Sujirah baru mengetahui jika anaknya akan pulang setelah berhasil dievakuasi menggunakan pesawat TNI AU dan menuju Indonesia.
"Kalau mengikuti aturan dari sekolah dan pondok karena anak saya belum sempat wisuda, kalau disana sudah membaik saya izinkan untuk kembali,” pungkas Sujirah.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar