Tanggapi Hasil KTT G7, Menlu Rusia: Kita Memasuki Konfrontasi yang Genting
MOSKOW, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov bereaksi keras terhadap hasil KTT G7 di Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023). Dia menyebut keputusan KTT G7 tahun ini dibuat sengaja untuk menahan Rusia dan China di tengah konfrontasi yang sedang panas dengan negara-negara Barat.
"Kita telah memasuki fase konfrontasi yang genting dengan blok agresif yang terdiri atas Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Aliansi Atlantik Utara," kata Lavrov, dikutip dari Sputnik.
"Lihatlah, keputusan yang sedang dibahas dan diambil hari ini di Hiroshima pada KTT G7 ditujukan untuk menahan Rusia dan Republik Rakyat China," ujarnya, menambahkan.
Lavrov menegaskan kembali, negara-negara Barat memanfaatkan Ukraina sebagai tempat untuk membuat Rusia menderita kekalahan yang menyakitkan.
"Tugas telah ditetapkan dengan lantang dan terbuka, untuk mengalahkan Rusia di medan perang, tapi tidak berhenti sampai di situ, untuk melenyapkannya (Rusia) sebagai pesaing geopolitik," kata Lavrov.
Negara Barat, lanjut Lavrov, menekan banyak negara sehingga memutuskan hubungan perdagangan dan ekonomi dengan Rusia. Meski demikian Rusia justru mendapat dukungan dari banyak sekutu.
Informasi bertolak belakang sebelumnya disampaikan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Dia mengatakan, banyak negara berkembang yang mungkin kecewa dengan China dan Rusia. Oleh karena itu, G7 harus memanfaatkan peluang itu untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara tersebut.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News
China ikut mengecam hasil KTT G7, menentang pernyataan bersama para pemimpin blok negara kaya tersebut.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China menyatakan, G7 telah menyerang serta mencampuri urusan dalam negerinya, termasuk pembahasan soal Taiwan.
China menyampaikan ketidakpuasan yang tegas dan mengajukan pernyataan keras kepada Jepang.
KTT G7 sebelumnya juga setuju untuk memperketat sanksi terhadap Rusia dan mengurangi eksposur ke China. Mereka juga mendesak China untuk menekan Rusia agar menghentikan agresi militernya dan segera menarik pasukan dari Ukraina.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News
Komentar
Posting Komentar