Webinar Malang Autism: Makanan Terkontaminasi Bahan Kimia Penyebab Meningkatnya ASD

MALANG, iNews.id - Makanan yang terkontaminasi bahan kimia membuat kasus anak dengan gangguan Autism Spectrum Disorder (ASD) meningkat. Gangguan semacam ini bahkan kian meningkat di negara-negara maju.
SHOPEE BRAND FESTIVAL
Spesial Brand Festival! Selected Product diskon s/d 40%|Mall FLASH SALE|Dapatkan Cashback Spesial s/d 50%
LIHAT
KODE YSX
S & K 📅 31 May 2023
"Dewasa ini jumlah anak yang lahir dengan gangguan Autism Spectrum Disorder (ASD) semakin banyak. Terlebih di negara-negara maju. Salah satu sebabnya, semakin banyaknya makanan-makanan kotor yang terkontaminasi bahan kimia,” ucap dr. Julia Lea Lestari, pada diskusi webinar Malang Autism Center bertemakan "Insightful Webinar Bersama Expert” pada Minggu (21/5/2023).
Baca Juga
Menurutnya, salah satu penyebab gangguan metabolisme yang menyebabkan gangguan ASD berasal dari konsumsi makanan yang terkontaminasi kotoran. Selain itu, lingkungan dan gaya hidup serta genetik manusia.
“Bersihkan lingkungan, hindari paparan logam berat dan lakukan diet CFGFSFFF (casein free, gluten free, sugar free). Serta lakukan rotasi makanan minimal empat hari, kenapa empat hari, karena untuk mendeteksi alergi makanan bisa dilakukan selama 72 jam,” katanya.
Baca Juga
Dirinya menganjurkan orang tua agar memilih bahan makanan yang baik. Hindari buah dengan warna menarik dan tidak ada ulat, lantaran dipastikan mengandung pestisida dan bahan pengawet. "Justru bahan-bahan tersebut sangat rentan dan menjadi toxic bagi anak-anak ASD,” katanya.
Baca Juga
Melalui biomedis kedokteran atau kedokteran fungsional dikatakan dr. Julia menjadikan bagian dari sistem metabolisme tubuh manusia. Penanganan yang dilakukan bersifat individual yang difokuskan pada penyebab dari suatu penyakit.
“Tahapan yang dilakukan dengan mengenali kumpulan gejala. Orang tua atau keluarga yang di rumah, pasti mengenali apa saja gejala yang dialami. Ceritakan secara terbuka kepada dokter apa saja gejala yang dialami anak Autism Spectrum Disorder,” katanya.
Nantinya dokter akan mengenali jaringan metabolisme tubuh anak yang tidak seimbang, sebab memperbaiki metabolisme tubuh merupakan tugas dokter. Dokter di sini akan membantu dengan memberikan supplement, obat antibiotik dan lainnya yang dibutuhkan tubuh.
“Jangan memberikan obat sendiri, karena bisa jadi tidak sesuai dengan dosis yang dibutuhkan tubuh,” katanya.
Editor : Berli Zulkanedi
Follow Berita iNewsJatim di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar