Kisah Hidup Syekh Nawawi Al-Bantani, Kakek Buyut Wapres Ma'ruf Amin Akan Dijadikan Film

JAKARTA, iNews.id - Kisah hidup Syekh Nawawi Al-Bantani, ulama besar asal Indonesia bertaraf Internasional yang menjadi Imam Masjidil Haram di Arab Saudi akan dijadikan film. Beliau merupakan kakek buyut dari Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin.
Kupon Shopee
- Total Quota: 25
- Short T&C: Cashback 15%, Min. Spending Rp275,000, Max Cashback Rp50,000
- Payment: ShopeePay/Shopee PayLater
- Validity: until 16 July 2022
- All user
LIHAT
KODE TM3
S&K 📅 16 Jul 2023
Wapres pun menyambut baik saat menerima audiensi Mizan Productions dan Yayasan Surya Nusantara yang akan memfilmkan kiprah Syekh Nawawi Al-Bantani dalam perjuangan melakukan dakwah Islam. Wapres menilai, film tersebut mempunyai nilai sejarah yang penting.
Baca Juga
“Syekh Nawawi al-Bantani adalah mahaguru dari para syekh-syekh atau ulama-ulama yang banyak menyebarkan ilmu agama di nusantara ini, mulai dari Kiai Cholil Bangkalan, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan lain sebagainya,” ujar Juru Bicara (Jubir) Wapres Masduki Baidlowi, Rabu (31/5/2023).
Karena ketokohan Syekh Nawawi Al-Bantani tersebut, Jubir Wapres menilai apabila sejarah kehidupannya dituangkan dalam film itu akan menjadi kisah yang menarik.
Baca Juga
Ketika menerima audiensi tersebut, Wapres menjelaskan mengenai latar belakang sejarah yang sangat kental dengan nasionalisme yaitu Geger Cilegon pada tahun 1888. Di mana Syekh Nawawi Al-Bantani merupakan salah satu tokoh penting dalam peristiwa perlawanan bersenjata rakyat Banten melawan pemerintahan Hindia Belanda tersebut.
“Geger Banten ini dalam sejarah dicatat sebagai sebuah revival (kebangkitan) gerakan kebangkitan para ulama di Indonesia yang kemudian akhirnya melahirkan bibit-bibit nilai-nilai kebangsaan. Nah di antara nilai kebangsaan dan religiusitas inilah yang dibahas bersama Wapres,” katanya.
Baca Juga
Selain itu, Wapres juga memberikan arahan agar film tersebut nanti mempunyai dimensi sejarah kebangsaan di satu pihak. Kemudian juga di sisi yang lain menjelaskan tentang latar belakang keagamaan dan keilmuan dari Syekh Nawawi Al-Bantani bersama silsilah keilmuannya dengan ulama-ulama nusantara.
Dalam menggarap film ini, Yayasan Mizan serta Yayasan SNA Initiative juga melakukan riset terlebih dahulu. Sebab dalam film tersebut sarat akan sejarah masa lalu dan melibatkan seorang orientalis ternama berkebangsaan Belanda yang menghabiskan banyak waktunya untuk mempelajari Islam.
Baca Juga
“Film akan dimulai dengan riset yang mendalam karena juga melibatkan tokoh Snouck Hurgronje dan setelah dilakukan riset yang cukup mendalam baru akan dibikin script dan kemudian seterusnya sebagaimana film yang sering kita saksikan,” katanya.
Baca Juga
Menutup keterangannya, Jubir Wapres meyakini dengan pengalaman Mizan Productions yang telah memproduksi lebih dari 20 film nasional, kualitas film tersebut akan baik.
“Productions dari Yayasan Mizan itu memang sudah punya reputasi yang cukup panjang dalam pembuatan film nasional dan cukup sukses,” ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Mizan Productions & GM New Media and Digital Initiatives PT Mizan Publika Irfan Bagir menemui Wapres untuk meminta doa restu dalam rencana pembuatan film tentang Syekh Nawawi al-Bantani.
“Saya ada rencana karena Mizan dari dulu kan memang kita fokus untuk mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia, buku-buku intelektual Islam terutama ulama-ulama Indonesia, jadi saya mau minta izin restu dari Pak Kiai,” ujarnya.
Sementara itu, Ary Aristo dari Mizan Productions juga menambahkan latar belakang pembuatan film Syekh Nawawi Al-Bantani karena kehidupan beliau yang sangat beragam.
“Dalam membuat film sejarah Syekh Nawawi al-Bantani dengan layer yang sangat kaya karena Syekh memang tokoh yang menjadi cikal terhadap dua organisasi besar keislaman di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah, yang layer kehidupan beliau itu sangat beragam kami tertarik untuk mengekspos interaksi antara beliau dengan Snouck Hurgronje,” ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Follow Berita iNews di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar