Romantic Prelude / OTONARI ~Mendengarkan suara hati
Berani taruhan deh, bakal banyak orang yang bosen nonton film ini. Secara nyaris nggak ada konflik atau klimaks dalam ceritanya. Tapi…itulah yang membuat film ini jadi menarik dan berbeda.
Nojima Satoshi (Junichi Okada) adalah seorang fotografer berbakat. Namun karir Satoshi bisa dibilang tergantung pada sahabatnya, Shingo, seorang model populer. Padahal Shingo sendiri tengah dalam masa krisis. Tetangga apartemen Satoshi bernama Nanao (Kumiko Aso) seorang wanita yang bekerja sebagai seorang florist yang begitu mededikasikan hidupnya hanya untuk pekerjaan. Nanao bahkan bisa dibilang tidak pernah terlibat dalam kisah percintaan sama sekali.
Meskipun tinggal bersebelahan, Satoshi dan Nanao tidak pernah saling bertatap muka. Akan tetapi lewat dinding tipis apartemen itu, keduanya saling mendengarkan. Entah lewat bunyi gemerincing kunci milik Satoshi, atau lewat kaset bahasa Perancis Nanao, keduanya saling menyadari keberadaan satu sama lain meski tak pernah bertemu. Hanya lewat suara-suara yang mereka dengar dari balik dinding sebelah apartemen mereka, keduanya secara bertahap menyadari pula hasrat dan impian mereka masing-masing. Hingga akhirnya berani mengambil keputusan untuk mengejarnya
:extract_focal()/https%3A%2F%2Flifebackthen.files.wordpress.com%2F2012%2F03%2Fotonari_movie14228917-23-53.jpg)
:extract_focal()/https%3A%2F%2Flifebackthen.files.wordpress.com%2F2012%2F03%2Fotonari-trailer.jpg)
Komen : Kyaaaa…sumpah! Butuh perjuangan ekstra buat nonton film ini. Terutama separuh bagian pertama. Harus diakui, kalau bukan karena wajahnya mas Junichi Okada, saya mungkin uda tertidur pulas di awal film. Tapi bukan berarti filmnya jelek lo… Bagus malah!
Note: Junichi Okada always have something in his eyes that make me hypnotized. Dan disini mang Ijun terlihat dewasa sekali…beda dengan image Johnny Flower boy yang dulu-dulu :p Kalo bigini sih, gue juga mau jadi tetangganya mang Ijun! 😀
Begitu masuk paruh kedua, cerita mulai ada nyawanya. Banyak adegan minim dialog tapi sangat menyentuh. Misalnya waktu si Nanao lagi sedih terus nangis di kamar. Satoshi yang mendengar dari balik dinding menghiburnya dengan manyanyikan lagu Kaze wa Atsumete. Scene itu keren sekali! Lagunya puitis banget…Saya jadi pengen ngapalin liriknya!
:extract_focal()/https%3A%2F%2Flifebackthen.files.wordpress.com%2F2012%2F03%2Fotonari-11.jpg)
Bagian lain yang bisa dibilang keren adalah endingnya. Mengejutkan, mengharukan tapi sama sekali nggak cengeng. Keren aja menyaksikan kalau ternyata Nanao dan Satoshi seperti dihubungkan oleh takdir yang tak terduga. Yang menurut saya bikin film ini begitu berkesan karena beda dari yang lain adalah bagian ketika layar udah gelap, nama-nama pemain dan kru film uda ditayangkan secara bergulir. Penonton tidak diperlihatkan gambar/adegan apa-apa, tapi malah diperdengarkan suara-suara yang indah dan menyentuh. Seperti suara hujan, kemudian suara percakapan Nanao dan Satoshi, plus yang paling manis suara keduanya menyenandungkan Kaze wa Atsumete. Saikou!
Manusia memang susah percaya sama hal-hal yang tidak bisa mereka lihat. Padahal kadang-kadang ada hal-hal penting yang sungguh nyata keberadaanya dan mampu kita dengar meski tak kita lihat wujudnya. Kadang, kita juga perlu percaya pada hal itu. Mungkin Otonari bukan film ringan yang bisa dinikmati semua orang. But I think it’s a good movie 🙂
Tidak ada komentar:
Posting Komentar