RI Naik Kelas di Tangan Jokowi, Kini Setara El Savador! - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

RI Naik Kelas di Tangan Jokowi, Kini Setara El Savador!

Share This

 

RI Naik Kelas di Tangan Jokowi, Kini Setara El Savador!

By Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia

Foto: Pengunjung menyaksikan tayangan video mapping di kawasan Monas Jakarta Indonesia pada 23 April 2023. (Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik tengah menghinggapi Tanah Air. Indonesia kembali masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas atau Upper Middle-Income Country (UMIC) di tengah berbagai tekanan dan ketidakpastian global sebagaimana rilis Bank Dunia pada tanggal 1 Juli 2023 lalu.

Menurut Bank Dunia, Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia tercatat naik sebesar 9,8 % menjadi US$ 4.580 di 2022, naik dibandingkan US$ 4.170 pada 2021.

Pada 2021, di masa pandemi, Indonesia harus menerima nasib buruk. Indonesia mengalami penurunan kelas ke level terendah dari negara dengan pendapatan menengah. Saat itu, Indonesia setara dengan negara seperti Iran dan Samoa. Kini, Indonesia berhasil naik, sementara Iran dan Samoa turun.


Dalam laporan terbaru Bank Dunia, posisi Indonesia hampir sama dengan El Savador yang memiliki GNI per kapita US$ 4.720 dan Jordan US$ 4.260. Bahkan, Indonesia kalah dari Suriname yang berada di posisi US$ 4.880. 

"Indonesia berhasil naik menjadi upper-middle income country, bahkan di saat ambang batas klasifikasinya naik mengikuti kenaikan inflasi global," jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Ambang batas klasifikasi UMIC tahun 2022 naik menjadi US$ 4.466 (2021: US$ 4.256; 2020: US$ 4.096; 2019: US$ 4.046). Sementara itu, pemulihan ekonomi yang kuat menempatkan Indonesia kembali sebagai kelas menengah atas.

Sebelumnya, Indonesia sempat masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas di tahun 2019 dengan GNI per kapita sebesar US$4.070.

Akan tetapi, pandemi COVID-19 yang menghentikan hampir seluruh aktivitas ekonomi dunia, menurunkan kembali posisi Indonesia ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah bawah (Lower-Middle Income Country/LMIC) di tahun 2020.

Febrio mengungkapkan kembalinya Indonesia ke kelompok negara berpendapatan menengah atas tidak terlepas dari efektivitas penanganan pandemi, pelaksanaan Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), serta transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA).

Menurutnya, berbagai instrumen APBN melalui program PC-PEN 2020-2022 berperan penting dalam memberikan bantalan kebijakan di masa krisis pandemi serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Di sisi lain, dampak signifikan kebijakan hilirisasi SDA telah mendongkrak kinerja ekspor dan memperkuat keseimbangan eksternal Indonesia. Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu pulih cepat dan kuat.

"Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga kualitas pemulihan perekonomian. Ini ditunjukkan dengan penurunan tingkat kemiskinan kembali menjadi satu digit di tahun 2021 dan konsistensi penurunan tingkat pengangguran yang terus mendekati level prapandemi," lanjut Febrio.

Untuk merealisasikan cita-cita besar Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi sebelum tahun 2045, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kisaran 6% - 7% secara konsisten.

"Peningkatan GNI per kapita secara signifikan di tahun 2022 ini menjadi pijakan yang kuat untuk mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045," ujarnya.

Selain itu, Febrio menegaskan pemerintah juga terus melanjutkan implementasi agenda reformasi struktural dan transformasi ekonomi yang menjadi prasyarat mutlak untuk terus meningkatkan daya saing, produktivitas, dan nilai tambah tinggi perekonomian nasional.

Presiden Joko Widodo tampak berbahagia dengan kabar baik ini. Kendati demikian, Presiden mengingatkan bahwa masih banyak tantangan dihadapi Indonesia ke depannya. Terutama pada paruh kedua tahun ini yang baru saja berlangsung.

"Meski demikian, situasi yang kita hadapi di paruh kedua 2023 ini tidak mudah dan kita harus mewaspadai beberapa hal," ujarnya dalam pengantar Sidang Kabinet, kemarin (3/7/2023).

Kepala Negara ini menyebutkan beberapa tantangan yang perlu diwaspadai Indonesia adalah lingkungan global yang masih tidak stabil akibat ketegangan geopolitik yang masih berlangsung. Di mana, ini bisa berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan dalam negeri, seperti penurunan kinerja ekspor.


(haa/haa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages