Zelensky Kecam Rusia Tarik Diri dari Perjanjian Ekspor Gandum By CNN Indonesia

 

Zelensky Kecam Rusia Tarik Diri dari Perjanjian Ekspor Gandum

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
July 18, 2023
Rusia menarik diri dari perjanjian ekspor gandum Laut Hitam. Foto: via REUTERS/TURKISH DEFENCE MINISTRY
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan tak ada satu pihak pun punya hak menghancurkan ketahanan pangan negara lain dan dunia berkesempatan untuk menunjukkan ke Rusia bahwa "pemerasan" tidak diperbolehkan.

Hal ini diungkapkan Zelensky usai keputusan Rusia menarik diri dari kesepakatan gandum Laut Hitam.

Menurut Zelensky, ekspor gandum Ukraina menyediakan ketahanan pangan bagi 400 juta orang di dunia sehingga Rusia tidak bisa bertindak sesuai keinginan mereka sendiri.

"Jika sekelompok orang seperti Kremlin mengklaim punya hak untuk memutuskan apakah makanan akan tersedia di meja berbagai negara Mesir atau Sudan, Yaman atau Bangladesh, China atau India, Turki atau Indonesia, maka dunia punya kesempatan untuk menunjukkan bahwa pemerasan tidak diperbolehkan kepada siapa pun," kata Zelensky dalam pidatonya, seperti dikutip Al Jazeera.

Zelensky menambahkan, "Semua orang punya hak untuk stabilitas. Afrika punya hak untuk stabilitas, Eropa punya hak untuk stabilitas. Oleh karena itu semua harus peduli dengan keamanan, tentang perlindungan dari kegilaan Rusia. Inisiatif gandum Black Sea dapat dan harus terus beroperasi jika tanpa Rusia, maka tanpa Rusia."

Usai keputusan Rusia menarik diri dari kesepakatan gandum Laut Hitam, muncul kecaman dari berbagai pihak.

Kesepakatan itu memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam negara itu. Perjanjian tersebut membantu memastikan stabilitas harga komoditas global vital seperti gandum.

"Perjanjian berumur satu tahun, yang secara resmi berakhir pada pukul 21.00 pada Senin (17/7), adalah garis hidup untuk ketahanan pangan global dan mercusuar harapan di dunia yang bermasalah," kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa, Antonio Guterres.

Guterres mengatakan dia "sangat kecewa" karena surat yang dikirimkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu dengan tujuan untuk menyelamatkan perjanjian itu, tidak diindahkan.

"Pada akhirnya, partisipasi dalam perjanjian ini adalah sebuah pilihan. Namun banyak orang yang sedang berjuang di mana-mana, sementara negara berkembang tidak punya pilihan. Ratusan juta orang menghadapi kelaparan dan krisis biaya hidup secara global," ujar Guterres.

Awal pekan ini, Rusia memutuskan untuk menangguhkan keikutsertaannya dalam perjanjian ekspor gandum. Moskow menegaskan hanya akan kembali ke perjanjian itu, jika persyaratan terkait produk-produk Rusia terpenuhi.

Ada pun syarat yang diajukan Moskow di antaranya pencabutan hambatan ekspor makanan dan pupuk Rusia, sebagai imbalan kerja sama lebih lanjut dalam kebijakan ekspor gandum ini. Kremlin khususnya meminta keringanan dari sanksi Barat atas logistik hingga asuransi pengiriman.

(dna/dna)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya