700 Pengrawit Semarakkan Yogyakarta Gamelan Festival di Stadion Kridosono
Yogyakarta, Beritasatu.com - Yogyakarta Gamelan Festival ke-28 (YGF 28) yang mengusung tema "Gamelan Beyond Sound" digelar di Stadion Kridosono Yogyakarta. Festival yang melibatkan sekitar 700 pengrawit dari 28 kelompok karawitan di DIY ini digelar sejak Minggu (20/8/2023) hingga Sabtu (26/8/2023).
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan YGF 28 bukanlah sekadar pentas seni semata tetapi akan mengajak semua pengunjung memasuki momentum pembelajaran hidup melalui harmoni irama.
“Semua dilakukan dengan merenungkan makna secara mendalam, sembari menikmati nada yang mengalun dari orkestrasi yang mengiringinya," ujar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Senin (21/8/2023).
Menurut Sri Sultan, orkestrasi gamelan sejatinya merupakan sebuah gambaran perjalanan luar biasa yang menghubungkan jiwa dalam simpul keindahan. Selayaknya alunan laras slendro dan pelog yang membentuk diri, menuju irama keseimbangan hidup. Inilah momentum istimewa, di mana ratusan pengrawit yang terpadu dalam puluhan kelompok berupaya mewakili berjuta perasaan, seiring irama gending yang memukau hati dan pikiran.
"Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo dan ladrang Santi Mulya menceritakan kisah-kisah alam bawah sadar, mengajak menggali makna, dalam setiap nada yang meliuk-layang. Jelas, gamelan bukanlah sekadar alat musik, tetapi penjelajah jiwa yang membawa kita pada meditasi melalui irama yang mengalun," tuturnya.
Kepala Disbud DIY Dian Lakshmi Pratiwi menyatakan UNESCO telah menetapkan gamelan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) ke-12 pada 15 Desember 2021 lalu. Gamelan merupakan warisan leluhur yang harus terus-menerus dilestarikan sebagai upaya menguatkan identitas bangsa. Nilai filosofi gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan koneksi antara manusia dengan semesta.
"Gaung gamelan ini melibatkan 700 pengrawit dari 28 kelompok di mana 22 kelompok di antaranya merupakan kelompok dari desa budaya di DIY yang telah menerima bantuan gamelan dari dana keistimewaan (Danais) melalui Disbud DIY. Kami secara penuh mendukung kegiatan ini sebagai upaya pelestarian dan pengembangan gamelan agar selalu menggaung eksistensinya," tandas Dian.
Sementara itu, Project Director YGF Ishari Sahida atau Ari Wulu menyebut gamelan telah melampaui dengungnya alias gamelan beyond sound karena banyak pelaku seni lintas disiplin melibatkan gamelan dalam proses kreatifnya.
"Kami menyatukan 28 pangkon gaya Yogyakarta yang memainkan ladrang Prosesi dan ladrang Santi Mulya. Kami berharap melalui gaung gamelan bisa menyerukan gaung gamelan ke seluruh penjuru Nusantara maupun semesta. Jadi gamelan itu sudah melebihi bunyinya sendiri," ungkap Ari Wulu.
Sebagai puncak acara YGF 28 menghadirkan Konser Gamelan di Plaza Ngasem pada 24 sampai 26 Agustus 2023 mulai pukul 19.00 sampai 22.00 WIB. Konser ini menghadirkan seniman dari dalam dan luar negeri, seperti Yogyakarta, Jepara, Cirebon, Pamekasan, Padang, Semarang, Lombok Barat, India, Meksiko dan Malaysia. Akan ada kolaborasi menarik antara peserta dari India dengan Padang dan peserta dari Meksiko dengan pengrawit Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar