Ayah Korban Kabel Klaim Tolak Rp2 M dari Bali Tower: Tak Ada Etika By CNN Indonesia

 

Ayah Korban Kabel Klaim Tolak Rp2 M dari Bali Tower: Tak Ada Etika

By CNN Indonesia

CNN Indonesia

Kamis, 03 Agu 2023 11:00 WIB

Ayah dari mahasiswa korban kabel optik itu menilai pihak Bali Tower tak punya etika menawari duit kompensasi Rp2 miliar saat anaknya masih sakit.ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Jakarta, CNN Indonesia --

Fatih, ayah dari Sultan Rif'at Alfatih, korban kecelakaan imbas kabel optik yang terjuntai ke jalanan mengaku telah menolak uang kompensasi sebesar Rp2 miliar yang ditawarkan pihak PT Bali Towerindo Sentra Tbk alias Bali Tower.

Fatih mengungkapkan tawaran uang kompensasi itu diberikan oleh pihak Bali Tower saat mendatangi pihaknya pada Jumat (28/7) lalu.

"Itu benar mereka memberikan kepada saya, tapi saya tolak. Ya tersinggung lah, anak masih sakit begini kok tiba-tiba dikasih uang," kata Fatih kepada wartawan, Rabu (2/8).

"Sekarang gini, anak kita masih sakit, kondisinya seperti ini, tiba-tiba dia datang dengan tergopoh-gopoh terus diberikan uang untuk menyelesaikan, ini Rp2 miliar ke saya," sambungnya.

CNNIndonesia.com masih berusaha untuk mengklarifikasi pernyataan Fatih tersebut ke pihak Bali Tower. Pihak Bali Tower melalui kuasa hukumnya, Maqdir Ismail, menyatakan siang ini telah menjadwalkan konferensi pers untuk merespons kasus kabel optik yang menjerat mahasiswa tersebut.

Fatih melanjutkan, Bali Tower tak memiliki etika lantaran menawarkan uang kompensasi yang diberikan saat kondisi anaknya masih sakit.

Semestinya, menurut Fatih, pihak Bali Tower berdiskusi dulu dengan pihak keluarga terkait dengan fakta kejadian dan apa yang harus dilakukan.

"Jangan datang-datang ujug-ujug begini, ngawur itu. Nggak ada etika orang anak saya masih sakit," ucap dia.

Kuasa hukum keluarga, Tegar Putuhena, menyampaikan pihaknya menuntut Bali Towerindo untuk meminta maaf secara terbuka dan mengakui kesalahan atas kasus ini

"Akui kalau itu kesalahan dari Bali Tower secara terbuka. Kedua, dia minta maaf secara terbuka supaya tidak ada Sultan-Sultan yang lain. Karena pengendara sepeda motor di Jakarta banyak, maka akan terjadi lagi terjadi lagi," tuturnya.

Tegar turut menyebut pihaknya tak mempermasalahkan jika pihak Bali Tower memberikan uang kompensasi kepada pihak keluarga. Namun, harus ada komunikasi terlebih dulu antara kedua belah pihak.

"Kalau kita bicara soal biaya pengobatan kompensasi dan lain sebagainya itu oke, tapi datang dengan cara baik-baik, bereskan dulu masalah yang paling prinsip," kata dia.

Sultan Rif'at Alfatih, mahasiswa Universitas Brawijaya ini menjadi korban kecelakaan akibat kabel optik yang terjuntai di jalanan.

Peristiwa ini terjadi pada 5 Januari lalu sekitar pukul 22.30 WIB di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.

Peristiwa bermula saat Sultan mengendarai sepeda motornya tepat di belakang sebuah mobil. Kabel fiber optik yang terjuntai itu kemudian tersangkut pada mobil.

Namun, mobil itu terus melaju dan menyeret kabel fiber optik tersebut. Setelahnya, kabel tersebut terlepas dari mobil dan langsung mengenai Sultan berada di belakangnya.

"Sampai pada titik tertentu, kabel ini sudah mentok. Sudah enggak kuat, lepas. Jadi lepas seperti ketapel, menjepret orang di belakang yaitu anak saya. Pas di bagian lehernya," ucap Fatih.

Fatih menyebut insiden itu menyebabkan tulang tenggorokan hingga saluran makan sang anak putus. Kata Fatih, sampai saat ini putranya itu tak bisa berbicara dan harus bernapas menggunakan alat bantu.

"Belum bisa makan minum, makan dan minumnya menggunakan selang yang ada di hidung dan disuntikkan menggunakan cairan," ujarnya.

"Artinya makannya pun enggak kaya rekan-rekan sekalian. Padat, seperti nasi goreng, tidak. Tetapi makanannya adalah makanan yg dicairkan dan disaring dengan kekentalan paling tidak 10 persen saja," sambung dia.

(dis/gil)

Baca Juga

Komentar