BKKBN Ajak Bidan Berpartisipasi Turunkan Angka Stunting di Jatim By BeritaSatu

 

BKKBN Ajak Bidan Berpartisipasi Turunkan Angka Stunting di Jatim

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
August 7, 2023
BKKBN mengajak dan memberikan edukasi kepada para bidan untuk berpartisipasi menurunkan angka stunting di Jawa Timur, Selasa, 22 Agustus 2023.
BKKBN mengajak dan memberikan edukasi kepada para bidan untuk berpartisipasi menurunkan angka stunting di Jawa Timur, Selasa, 22 Agustus 2023.

Blitar, Beritasatu.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak dan memberikan edukasi kepada para bidan untuk berpartisipasi menurunkan angka stunting di Jawa Timur. Partisipasi bidan untuk menurunkan angka stunting diperlukan karena pemerintah pada 2024 menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen.

Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo menjelaskan angka stunting saat ini mengalami penurunan dari 2021 (24,8 persen) ke 2022 (21,6 persen). Dengan penurunan hingga 2,8 persen tersebut diharapkan akhir 2023 bisa turun 3 persen sehingga menjadi 18 persen. Jika bisa turun hingga 3 persen, akhir 2024 bisa menjadi 14 persen.

"Dari 2021 ke 2022 turun 2,8 persen, harapannya dari 2022 ke akhir 2023 turun 3 persen lebih, sehingga dari 21,6 persen akan jadi 18 atau kurang dikit, sehingga akhir 2024 jadi 14 persen," jelasnya kepada wartawan, di lokasi wisata Kampung Coklat, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (22/8/2023).

Hasto menjelaskan penyebab anak menjadi stunting seperti sering sakit-sakitan, tidak mendapatkan ASI eksklusif, hingga soal pola asuh. Untuk itu, perlu dilakukan penanganan dan pencegahan stunting.

Misalnya, kata dia, jika bayi lahir dengan panjang kurang dari 48 centimeter harus mendapatkan perhatian sebab berisiko stunting. Idealnya, bayi panjangnya antara 49-50 cm.

"Saat lahir harus didampingi ASI eksklusif, makanan pendamping ASI harus cukup. Yang lahir kurang dari 2,5 kilogram, makanan tambahan harus tertib. Ini menangani stunting. Pencegahannya, agar ibu hamil tidak anemia," kata dia.

Ia menyebut, sejumlah daerah masih berpotensi tinggi kasus stunting seperti di Sulawesi, NTT, NTB, hingga Aceh. Untuk daerah di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Blitar rendah temuan stunting.

Sementara itu, Bupati Blitar Rini Syarifah menegaskan pemerintah kabupaten berkomitmen penuh mendukung program pemerintah pusat untuk menciptakan Indonesia emas pada 2045.

"Maka kami siapkan SDM unggul yang bisa meneruskan perjuangan pahlawan. Apa jadinya anak-anak yang stunting, kurang gizi. Jadi, kami sama-sama kolaborasi. Kami sangat menyadari perencanaan keluarga untuk membangun keluarga lebih baik," ujarnya.

Acara itu diikuti sekitar 600 bidan dari Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kota Batu, dan sejumlah daerah lainnya di Jawa Timur.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya