Dampak Kemarau, Petani Ikan di Subang Merugi dan Kelimpungan Cari Pasokan Air
Subang, Beritasatu.com - Hujan yang tak kunjung turun, membuat ratusan petak kolam ikan atau empang di Desa Pamanukan, Subang, Jawa Barat, kekurangan air. Para petani ikan yang khawatir terpaksa melakukan panen ikan lebih awal, meski belum masuk usia panen.
Sementara sebagian lainnya, terpaksa memompa air dari kolam yang masih tersisa genangan air untuk menyelamatkan ikan yang masih ada, Minggu (6/8/2023).
Hanya sebagian kecil dari ratusan petak empang yang masih ditanami ikan. Sebagian besar empang terpaksa dibiarkan kosong karena tak adanya pasokan air.
Tohari (53 tahun) salah seorang pemilik empang harus memutar otak, demi menyelamatkan ikan lele yang dibudidayakannya dalam kolam. Pasalnya, debit air dalam kolam semakin menyusut, hingga ikan terancam mati. Beruntung, masih ada sisa air yang tergenang dari salah satu kolam yang mulai kering hingga airnya bisa dipindahkan, dengan pompa.
Selain kesulitan dengan pasokan air, para petani ikan juga dipusingkan dengan harga pakan yang terus naik. Harga pakan ikan lele yang paling murah, misalnya yang sebelumnya Rp 11.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp 12.000 per kilogram.
"Soalnya kalau nyari air itu susah, empang yang kering dibiarkan saja, ya harus cari air ke mana lagi, buat ke sawah juga rebutan. Itu juga dijatah di hari Kamis doang, itu juga kalau lagi ada airnya. Dampak kekeringan ini jadi merugi, ditambah dengan naiknya harga pakan, sehingga omzet jadi merugi," pungkas Tohari.
Musim kemarau yang membuat sulitnya pasokan air, ditambah dengan mahalnya harga pakan ikan membuat para petani ikan semakin terjepit. Akibat kondisi ini, petani ikan lebih banyak merugi dan untuk sekadar balik modalpun, terbilang sulit. Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membantu mengatasi persoalan ini.
Komentar
Posting Komentar