Gelagat Pramugari Bisa jadi Kode Penerbangan Dalam Bahaya atau Tidak - detik

 

Gelagat Pramugari Bisa jadi Kode Penerbangan Dalam Bahaya atau Tidak

Weka Kanaka - detikTravel
Pramugari mengenakan sabuk pengaman saat duduk di kursi pesawat.
Jakarta -

Gelagat pramugari ternyata dapat menjadi indikator penerbangan sedang baik-baik saja atau tidak. Seperti apa?

Dilansir dari The Sun, Selasa (8/8/2023), salah satu yang paling mencolok adalah ketika pramugari memeriksa beberapa bagian pesawat, termasuk melihat ke arah sayap pesawat.

Ya, pilot biasanya akan meminta kru mereka untuk mencari sesuatu jika mereka pikir ada masalah. Entah itu hal-hal yang terlihat aneh di dalam atau luar pesawat.

"Jika pramugara turun ke lorong sambil melirik ke luar jendela dengan cemas, itu bisa jadi merupakan respons terhadap permintaan dari kokpit untuk memeriksa mesin," begitulah artikel tentang misteri perjalanan udara yang dimuat di Stuff NZ.

Dalam artikel itu pula diwanti-wanti agar penumpang tidak perlu panik.

"Mesin terbakar? Spektakuler ya, terutama pada malam hari, tetapi tidak terlalu menjadi masalah kecuali jika itu (yang terbakar) adalah satu-satunya mesin yang menyala, itu adalah masalah besar," ujar mereka.

"Tetap tenang, secara statistik Anda jauh lebih aman di atas sini daripada di belakang kemudi mobil," tulis mereka.

Pesawat dirancang dengan mempertimbangkan masalah seperti itu, sehingga penumpang tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.

Setiap pesawat yang berbeda memiliki peringkat ETOPS (Extended-range Twin-engine Operations Performance Standards), yang menentukan seberapa jauh pesawat dapat terbang hanya dengan satu mesin.

Pilot mengetahui peringkat tersebut, sehingga jika ada masalah, masing-masing pesawat dapat menemukan tempat yang aman dalam batas ETOPS. Kemudian, pilot dapat menghubungi radio untuk melakukan pendaratan darurat.

Pada tahun 2003 misalnya, sebuah Boeing 777 membuktikan kemampuan pesawat ini dalam sebuah uji coba penerbangan dari Seattle ke Taipei.

Dikutip dari Traveller, pesawat tersebut terbang selama lebih dari lima jam dengan hanya menggunakan satu mesin dan tiba dengan selamat di tempat tujuan.

Pesawat ini berharap dapat mencapai waktu penerbangan satu mesin hanya 220 menit, namun berhasil melampaui waktu tersebut hingga 80 menit.

Namun, ada keadaan yang lebih langka lagi ketika pesawat mengalami kerusakan mesin ganda. Secara statistik sih insiden ini sangat jarang terjadi.

Pesawat dirancang untuk meluncur dan bukannya langsung jatuh dari langit, sehingga memberikan waktu bagi pilot untuk menyusun strategi.

Biasanya, jika kedua mesin gagal pada ketinggian jelajah rata-rata pesawat sekitar 36.000 kaki, pesawat akan mampu menempuh jarak sekitar 60 mil sebelum bersentuhan dengan tanah.

Itu dapat memberikan waktu setengah jam bagi pilot untuk mencari tempat yang cocok untuk mendarat, jika mereka membutuhkannya.





Simak Video "Netflix Cari Pramugari, Gajinya Capai Rp 5,8 Miliar per Tahun"

(wkn/fem)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya