Pilihan

Kenangan Pahit Embargo AS yang "Lumpuhkan" Alutsista TNI AU - Kompas

 

Kenangan Pahit Embargo AS yang "Lumpuhkan" Alutsista TNI AU

Kompas.com - 28/08/2023, 19:07 WIB
Jet tempur F-16 TNI AU dalam latihan bersama Pitch Black 2022 di Royal Australian Air Force (RAAF) Base, Darwin, Australia.
Lihat Foto
Jet tempur F-16 TNI AU dalam latihan bersama Pitch Black 2022 di Royal Australian Air Force (RAAF) Base, Darwin, Australia.((Dispenau))

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah situasi dunia yang terus berkembang, Indonesia terus berupaya melakukan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Salah satu cara yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto buat melakukan modernisasi alutsista adalah dengan meneken nota kesepahaman (MoU) dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, buat membeli jet tempur F-15EX.

Di satu sisi banyak kalangan mendukung langkah Prabowo meneken MoU buat rencana pembelian 24 pesawat tempur generasi 4.5 itu, meskipun belum mempunyai kemampuan menghindari radar atau siluman (stealth).

Akan tetapi, di sisi lain hal itu memperlihatkan Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan alutsista secara mandiri, sehingga membeli dari Amerika Serikat.

Apalagi pada masa lalu Indonesia pernah merasakan pahitnya embargo oleh Amerika Serikat.

Negeri Paman Sam menerapkan embargo kepada TNI dan pemerintah Indonesia karena dianggap melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam pembantaian Santa Cruz di Timor-Timur (kini Republik Demokratik Timor Leste) pada 1991.

Pembantaian Santa Cruz adalah peristiwa penembakan terhadap kurang lebih 250 pengunjuk rasa pro-kemerdekaan Timor Timur. Pembantaian Santa Cruz terjadi di Timor Timur pada 12 November 1991, di tengah pendudukan Indonesia di Timor Leste.

Peristiwa Pembantaian Santa Cruz menyebabkan 273 korban jiwa. Oleh sebab itu, peristiwa Pembantaian Santa Cruz diakui sebagai bagian dari genosida Timor Timur.


Akibat kejadian itu, pemerintah AS atas persetujuan Kongres memberlakukan embargo alat utama sistem persenjataan dan kerja sama militer dengan Indonesia.

Indonesia tidak bisa memesan suku cadang bagi pesawat yang dioperasikan oleh TNI, yakni F-16 Fighting Falcon, F-5 Tiger, sampai pesawat angkut militer C-130 Hercules.

Bahkan beberapa pesawat Hawk 109/209 buatan Inggris, yang merupakan sekutu AS, yang dimiliki TNI juga ikut terkena embargo.

Alhasil beberapa pesawat itu terpaksa dikandangkan. Indonesia pun mesti membeli suku cadang melalui perantara pihak lain.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek