Niger di Ambang Perang Besar, Harta Karun Tambang Uraniumnya Jadi Sorotan Dunia
Ketika ancaman perang besar menghantui negara itu, nasib tambang uraniumnya menjadi sorotan media-media internasional.
Junta militer melakukan kudeta pada 26 Juli dengan menggulingkan presiden terpilih Niger, Mohamed Bazoum. Presiden terguling yang mendapat dukungan blok Afrika Barat (ECOWAS) tersebut masih menjadi tahanan rumah.
ECOWAS telah mengultimatum junta Niger untuk mengakhiri kudeta hingga batas waktu hari Minggu (6/8/2023). Jika ultimatum tak indahkan, maka opsi intervensi militer diambil.
Nasib Harta Karun Uranium Niger
Niger telah menjadi produsen utama bijih uranium, memasok sekitar lima persen dari total kebutuhan dunia.
Niger juga memasok sekitar 25 persen bijih uranium Prancis, yang digunakan untuk pengayaan uranium untuk produksi tenaga nuklir, yang menghasilkan 70 persen listrik Prancis—mantan penjajah Niger.
Kekhawatiran tentang ketidakamanan di negara terbesar kedua di Afrika itu meningkat setelah junta menuduh Prancis berkomplot dengan presiden terguling Mohamed Bazoum untuk intervensi militer.
Komentar
Posting Komentar