Perasaan Ibu Diduga Bayi Tertukar dengan Siti, Analisa Psikolog : Galau hingga Salahkan Diri Sendiri - Tribunnews

 Perasaan Ibu Diduga Bayi Tertukar dengan Siti, Analisa Psikolog : Galau hingga Salahkan Diri Sendiri - Halaman all

8:59 Estimated 1886 Words ID-ID Language

Heboh Bayi Tertukar di Bogor

TRIBUNSUMSEL.COM -- Psikolog Anak dan Pendidikan Felisitas Kaban menganalisa bagaimana perasaan Nyonya B, terduga ibu yang bayinya disebut tertukar dengan bayi Siti Mauliah.

Diketahui, kasus bayi tertukar ini terjadi di Rumah Sakit Sentosa Bogor setahun lalu, saat Siti Mauliah melahirkan, tepatnya pada 18 Juli 2022.

Namun belakangan ramai jadi perbincangan karena merasa bayinya tertukar.

Hal ini pula diperkuat dengan tes DNA (deoxyribonucleic acid) yang menyatakan jika bayi yang ada di Siti bukan anak kandungnya.

Belakangan nama Nyonya B turut jadi sorotan karena diduga bayinya adalah bayi dari Siti yang tertukar.

Dari hasil penelusuran Siti sendiri, ia sudah menemukan sosok pemilik Gelang dalam kasus bayi tertukar di Bogor.

Ia bahkan mendatangi rumah Nyonya B di kawasan Tajur Halang, Kabupaten Bogor.

Namun hasilnya, pemilik Gelang berkukuh ia merawat anak kandungnya.

BERITA TERKAIT

Baca juga: Nasib Rumah Sakit Sentosa Bogor setelah Heboh Bayi Tertukar, Plt Bupati Bogor Bicara Soal Sanksi

Pun dengan Rumah Sakit Sentosa Bogor yang gagal memediasi pemilik Gelang.

Menurut Felisitas Kaban, perasaan hancur juga dirasakan oleh Nyonya B.

"Pastinya semua kaget, apalagi yang bersangkutan. Harus dipikirkan kesiapan mental karena setiap ibu sudah merawat anaknya, begitu dapat informasi seperti ini pastinya kaget, sedih, kecewa, galau, kenapa harus saya ?" katanya seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari tayangan Kompas TV.

Ia juga mengatakan tak menutup kemungkinan bahwa pemilik Gelang bayi tertukar juga bisa saja menyalahkan dirinya sendiri.

"Jadi sepertinya menyalahkan diri sendiri kenapa tidak memeriksa, kenapa saya hanya menerima. Atau dia merasa ciri-ciri, sikap (anak) itu mirip anak saya. Kegalauan besar seperti mau menerima kenyataan atau mengikuti perasaan saya bahwa setahun ini memang anak saya," katanya.

Pasalnya pemilik Gelang bayi tertukar bisa saja menerima hasil seperti Siti Mauliah yang tak identik dengan anaknya.

"Karena kan kenyataannya karena hasil ibu satunya tidak identik, kemungkinan besar hasil dia (Nyonya B) juga tidak identik, karena informasi dari rumah sakit pada hari itu hanya ada dua bayi laki-laki. Jadi memang antara mau menerima kenyataan sama harus mempersiapkan diri," kata Felisitas Kaban.

Baca juga: Bahagianya Siti Mauliah Bayi Tertukar Setahun Segera Kembali, Dapat Bantuan Ambil Anak Kandung

Juru Bicara RS Sentosa Bogor, Greg Djako membenarkan hasil tes DNA Siti Mauliah dan anaknya tidak identik secara biologis.

"Rumah sakit memfasilitasi tes DNA, hasilnya tidak identik. Sehingga rumah sakit merasa perlu melakukan tes pada ibu dan anak lain," kata Greg.

Ia juga mengatakan Rumah Sakit Sentosan bahkan menawarkan pemilik Gelang bayi tertukar untuk melakukan tes secara silang.

"Supaya mendapat hasil paling mumpuni. Baru kita memikirkan langkah selanjutnya," katanya.

Baca juga: Ini Syarat yang Diajukan Orang Tua Bayi Tertukar Jika Siti Mauliah Ingin Tes DNA, Sempat Menolak

Menurut Gregg, pasien B atau pemilik Gelang ini menolak melakukan tes DNA karena belum siap mental.

"Yang menjadi kendala, ibu B sampai dengan saat ini secara mental dan psikologis dia belum siap. Rumah sakit menghargai itu," kata Greg Djako.

Nasib Rumah Sakit

Rumah Sakit Sentosa terancam disanksi setelah heboh kabar bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat, belakangan ini.

Diketahui, kisah nayi tertukar itu dialami oleh seorang ibu bernama Siti Mauliah.

Peristiwa tertukarnya bayi ini terjadi sekira setahun lalu, saat ia melahirkan di RS Sentosa.

Ada dugaan kelalaian dalam peristiwa ini, hingga akhirnya Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan turut buka suara.

Iwan meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk segera mencari solusi.

Ia meminta dinas terkait agar segera mempertemukan Siti Mauliah yang sudah setahun terpisah dengan anaknya.

Menurut Iwan, solusi atas kasus bayi tertukar di Bogor ini adalah penukaran bayi kepada orangtuanya masing-masing.

"Ini urusan biologis, tidak bisa saling ngotot dan saling keukeuh mempertahankan," kata Iwan, Sabtu (12/8/2023).

Jika ada orangtua yang tak yakin, maka harus didasarkan pada tes medis.

"Harus ada tes DNA. Kalau memang jelas terduga ya artinya harus ditukar, dengan kami sebagai penengah," lanjutnya.

Terkait sanksi pada RS Sentosa Bogor, tempat para ibu itu melahirkan, Iwan belum tahu.

"Mungkin ada sanksi, kalau menurut saya, karena ini kelalaian yang berdampak cukup luar biasa," ucapnya.

Diketahui Siti Mauliah (37) melahirkan bayi lakir-laki pada 18 Juli 2022 lalu, di Rumah Sakit Sentosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Setelah satu tahun merawat sang anak, Siti baru mengetahui kalau anak yang dirwatnya itu bukan anak kandungnya.

Hal itu berdasarkan tes DNA yang ia lakukan dengan difasilitasi oleh RS Sentosa.

Tes DNA itu dilakukan berdasarkan kecurigaan Siti dua hari setelah melahirkan anaknya.

Saat itu menurut Siti, anak yang diberikan oleh suster berbeda dengan bayi yang pertama kali ia susui.

"Kalau yang pertama ini muka bayinya imut mirip bapaknya, kalau yang hari kedua itu beda wajahnya," kata Siti kepada TribunnewsBogor.com beberapa hari lalu.

Selain itu, setelah pulang ke rumahnya Siti juga sempat didatangi oleh perawat yang meminta gelang bayi.

Rupanya ia baru menyadari kalau nama di gelang itu bukanlah nama dirinya, melainkan nama pasien B.

Siti juga bahkan sempat mendatangi rumah pasien B untuk mencari tahu keberadaan terduga anak kandungnya.

"Pas saya ke sana benar itu anak saya, mirip sama yang pertama kali saya susui," ungkap Siti.

Namun saat itu pasien B dan suaminya enggan merespon soal kecurigaan Siti.

Barulah setelah hasi tes DNA keluar, Siti dibantu oleh pihak RS Sentosa untuk dimediasi dengan pasien B.

Namun hasilnya, pasien B ini menolak untuk dilakukan tes DNA.

"Sampai saat ini Nyonya B belum bersedia dan mengaku belum siap mental," kata Jubir RS Sentosa, Gregorius D Djako kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (11/8/2023).

Dikatakan Greg, terduga orangtua bayi tertukar di Bogor itu memang hanya satu pasien.

"Bayi laki-laki yang lahir pada hari itu hanya ada dua," ungkapnya.

Pihaknya pun hingga saat ini masih terus berupaya membujuk pasien B agar mau melakukan tes DNA.

"Masih coba dirayu oleh keluarganya," kata dia lagi.

Siti Tak Bisa Ikhlas

Siti Mauliah sendiri rupanya sudah diminta ikhlas oleh keluarganya perihal keberadaan sang anak.

Namun sebagai ibu, Siti Mauliah tak bisa begitu saja merelakan anak kandungnya.

"Keluarga nyuruh ikhlas, kalau secara lisan sih gampang, tapi secara batni saya enggak bisa.

Ada yang Janggal

Misteri bayi Siti Mauliah (37) yang tertukar selama setahun di Bogor perlahan mulai terkuak.

Bahkan Siti Mauliah mengungkap jika bayi tertukar di Bogor yang ia rawat setahun, sebelumnya seperti memberi tanda seolah memang bukan anak kandungnya dengan tak mau diberi ASI nya.

Sosok Siti Mauliah Ibu Bayi Tertukar Setahun di Bogor, Punya Kecurigaan Sejak Lama Hingga Tes DNA (TribunnewsBogor.com)
Menurut Siti Mauliah awalnya ia merasa janggal bahwa anaknya tertukar di hari kedua berada di rumah sakit usai melahirkan.

Bahkan hal tersebut semakin membuatnya yakin setelah mengetahui tabiat putranya terhadap dirinya.

Siti Mauliah menyebut jika selain ada yang berbeda dari fisik bayinya.

Bayi tersebut bahkan terpaksa hanya diberikan susu formula lantaran tak mau diberi ASI.

"Engga pernah, soalnya dia engga mau, dari rumah sakit tok, pas mau pulang disusuin dia engga mau, nangis, saya nyuruh ponakan beli susu," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (10/8/2023).

Selain itu bayi lelaki yang diberi nama Muhammad Rangkuti Galuh itu tidak pernah meminum ASInya.

"Susu formula terus, bukan karena ASI nya engga ada, tapi dianya yang engga mau," terangnya.

Meski begitu, ia mengatakan bayi yang dirawatnya dalam kondisi sehat dan baik-baik saja.

Disisi lain, Siti Mauliah meyakini anaknya tertukar usai suster Rumah Sakit Sentosa, Kabupaten Bogor mengambil gelang saat lahir untuk keperluan data.

Siti Mauliah mengaku ada perbedaan usai menyusui anaknya pada hari kedua setelah melahirkan.

Ia pun sempat mengutarakan rasa yang mengganjal kepada suaminya.

Akan tetapi kala itu sang suami tak menaruh kecurigaan apapun.

"Sehari semalem itu kan sama saya, pas mau pulang dari RS itu fisiknya udah beda, saya bertanya sama suami karena beda, kata suami engga mungkin rumah sakit salah," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (10/8/2023) kemarin.

Hingga akhirnya, kecurigaan Siti Mauliah semakin kuat ketika mengurus administrasi kepulangan.

Siti Mauliah merasa curiga lantaran gelang yang melekat pada bayinya bukan atas namanya.

Akan tetapi pihak rumah sakit meyakinkan bahwa itu anak dari Siti Mauliah.

"Tapi udah tau bukan (atas namanya) tetap dibuka terus, katanya disuruh simpen, yaudahlah pulang," terangnya.

Sampai pada keesokan harinya, dua orang perawat dari rumah sakit tersebut mendatangi rumahnya untuk mempertanyakan gelang tersebut.

Kedua perawat tersebut mengatakan ingin mengambil gelang untuk keperluan suatu program.

"Itu pagi-pagi dia nyusul gelang, alasanya buat kunjungan jonhson. Itu gelang harus ketemu, sampe keluarga saya semua ikut nyari, dia pulang itu harus bawa gelang," katanya.

Setelah beberapa hari akhirnya gelang itu pun berhasil ditemukan. Selanjutnya gelang tersebut dikembalikan ke rumah sakit.

Kata Siti Mauliah, ketika mengembalikan gelang tersebut kepada rumah sakit sempat kembali menanyakan apakah bayinya tertukar lantaran gelang tersebut bukan atas namanya.

Akan tetapi, lagi-lagi pihak rumah sakit mengatakan bahwa anaknya tidak tertukar.

"Katanya cuma gelangnya aja yang ketuker," terangnya.

Mendengar penjelasan itu, Siti kemudian pulang ke rumahnya dengan menyimpan rasa kejanggalan.

Namun ia yakin anaknya tertukar, sehingga Siti Mauliah terus mencoba mencari keberadaan bayinya dengan meminta alamat pasien yang ada di gelang tersebut.

"Saya minta alamat berhubung hati saya gundah terus si bayi ini bukan anak saya walaupun sama saya dirangkul tapi hati saya engga nerima. Saya minta alamat gelang itu ke rumah sakit, ketemu, langsung saya susul ke rumah pasien B," katanya.

Siti Mauliah pun meminta kejelasan kepada pihak rumah sakit yang kemudian menyarankan untuk melakukan tes DNA di Cempaka Putih, Jakarta.

Dari hasil tes DNA tersebut, Siti Mauliah mengungkapkan bahwa anak yang dirawatnya tersebut bukan anak biologisnya.

Rasa janggal yang selama ini ia rasakan pun akhirnya terungkap dengan hasil tes DNA yang menunjukan tidak ada kecocokan dengannya.

"Jadi valid hasil DNA itu bukan anak dari ibu Siti. Jadi sekarang itu yang ada di bu siti bukan anak dia, bu Siti juga tidak tau keberadaan anaknya ada di mana," pungkasnya.

Kemudian antara Siti Mauliah, pasien B atau pasien yang ada di gelang tersebut dan rumah sakit melakukan mediasi untuk mencari titik terang.

Tetapi mediasi tersebut belum membuahkan hasil. Pasalnya, pasien B masih enggan untuk melakukan tes DNA.

Hingga kini Siti Mauliah masih berjuang untuk mencari keberadaan anak kandungnya.

"Mungkin kalau engga ada suster kesini saya engga janggal dan gelisah, berhubung suster kerumah saya makin mengganjal dan gelisah. Kalau suster engga datang kerumah saya juga engga akan tau," pungkasnya.

Adapun pihak lain tersebut masih merupakan warga Kabupaten Bogor.

Baca berita lainnya di Google News

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Perasaan Pemilik Gelang Tiba-tiba Disuruh Tes DNA Demi Buktikan Bayi Tertukar : Kenapa Harus Saya ?

Sumber: Tribun Bogor
Ikuti kami di

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya