Siasat Rusia Memblokir Pengiriman Gandum Ukraina, Apa Dampaknya?
Setelah Rusia menolak memperbarui kesepakatan yang dapat memberi akses kepada kapal-kapal untuk mengirim gandum melintasi Laut Hitam, Kremlin mulai menargetkan jalur-jalur ekspor alternatif utama milik Ukraina di sekitar Sungai Danube.
Kami melihat infrastruktur gandum apa saja yang ditargetkan Rusia dan apa dampak dari eskalasi terbaru ini terhadap perdagangan global.
Apa dampaknya?
Sejak Agustus 2022, hampir 33 juta ton gandum dan bahan pangan lainnya telah diekspor melalui kesepakatan gandum Laut Hitam.
Namun, karena Pelabuhan Laut Hitam Ukraina diblokir oleh Rusia, sejumlah analis mengatakan Ukraina kini hanya bisa mengandalkan pelabuhan-pelabuhan mereka yang terletak di sekitar Sungai Danube untuk mengirim gandum ke negara tetangga Romania.
Dari sana, gandum itu kemudian dikirim ke negara-negara yang lebih jauh - dengan catatan, selama pelabuhan Romania tetap beroperasi.
Setelah menargetkan pusat-pusat ekspor yang terletak di Laut Hitam, Rusia kini telah menggerakkan rudal dan dron mereka ke arah pelabuhan-pelabuhan di Danube.
Baca juga:
Salah satu serangan Rusia yang baru terjadi menimpa Pelabuhan Reni. Rudal-rudal dilaporkan berjatuhan sekitar 200 meter dari perbatasan Romania, yang merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Di Laut Hitam, kerusakan dahsyat menimpa infrastruktur pelabuhan Chornomorsk. Paling tidak dua tanki penyimpanan dihantam pada Rabu malam (19/7).
Pemerintah Ukraina mengatakan 60.000 ton produk pertanian hancur di lokasi tersebut.
Terminal gandum utama di pelabuhan Odesa masih terlihat berdiri utuh berdasarkan citra satelit yang kami analisa.
Kota Odesa telah diserang beberapa kali, tetapi serangan-serangan itu sepertinya tidak berdampak terhadap perdagangan gandum.
Di sebelah selatan, di daerah-daerah tempat Ukraina menggunakan rute ekspor yang melintasi Laut Hitam, kerusakannya lebih besar.
Sebanyak 19 serangan dron yang diluncurkan pada pelabuhan Danube terekam pada Senin (24/7) malam. Serangan tersebut menghantam rute ekspor alternatif Ukraina, menurut Lloyds List, sebuah perusahaan yang melacak pasar pelayaran global.
Sementara itu, serangan Rusia terhadap Reni menyebabkan kerusakan yang luas.
Dari citra satelit, kami bisa melihat serangan menghantam beberapa tempat penampungan gandum, hanggar, dan bangunan lainnya di pelabuhan.
Baca juga:
Pada Rabu (2/8), dron Rusia menargetkan pelabuhan Izmail di Sungai Danube, berdasarkan keterangan dari seorang pejabat setempat.
Ia mengatakan mereka telah menyerang gudang penyimpanan gandum dan infrastruktur pengangkutan, sebuah gedung penumpang dan kantor-kantor dari perusahaan pelayaran swasta.
Jembatan Zatoka, yang merupakan penghubung kunci dalam membawa truk pengangkut gandum masuk ke Izmail, dilaporkan terkena serangan.
Bagaimana serangan-serangan ini berdampak pada ekspor global?
"Dengan berakhirnya kesepakatan gandum, ekspor gandum Ukraina akan jatuh sesuai kapasitas maksimum ekspor lewat sungai, truk, dan kereta hingga menjadi 2,5 juta ton per bulan, kata Mariia Bogonos, ahli kebijakan agrikultur dari Sekolah Ekonomi Kyiv.
Mayoritas dari pengiriman akan disalurkan lewat Sungai Danube.
"Sebelum perang terjadi, Odesa merupakan eksportir gandum terbesar. Namun dalam beberapa bulan terakhir, akibat aktivitas yang melambat di Odesa, [sungai] Danube telah menjadi rute utama, kata Andrey Sizov, seorang ahli dalam pasar agrikultur Laut Hitam.
Meskipun serangan-serangan yang terjadi telah menutup sementara pelabuhan di Reni, semua pelabuhan di sungai Danube terlihat sudah segera kembali beroperasi secara normal.
Kumpulan serangan itu gagal menimbulkan dampak berarti terhadap perdagangan di sepanjang rute sungai, menurut Lloyds List.
Disrupsi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang akan berdampak terhadap negara-negara Eropa lainnya dan dunia. Sebab, harga gandum global akan meningkat jika ekspor terhambat.
Bahkan, harga gandum sudah meningkat lebih dari 10% sejak kesepakatan yang mengizinkan pengiriman gandum dengan aman melalui pelabuhan Laut Hitam ditangguhkan.
Puluhan kapal-kapal komersil saat ini berlayar di sungai Danube dan menunggu di tepi perairan, menurut data pelacakan kapal dari Lloyds List.
Kini, muncul spekulasi bahwa serangan pekan ini telah membuat pengiriman terhambat. Namun, Richard Meade, Pemimpin Redaksi Lloyds List mengatakan mereka hanya memperburuk kemacetan yang sudah ada sejak awal perang.
"Tanpa itu [kesepakatan gandum Laut Hitam], kegiatan ekspor mengarah ke selatan tetapi ada pembatasan fisik yakni berapa kapal yang bisa melewati jalur sungai yang sempit, kata Meade.
Moskow dan Kyiv sudah memperingati akan memperlakukan kapal-kapal komersil sebagai target militer. Hal ini menambah ketegangan di kalangan industry kapal.
Meade yakin kedua pihak yang berperang tidak akan berani menyerang kapal komersil, namun ancaman semata pun dapat membuat kapal-kapal berhenti berlayar ke wilayah tersebut. Dan kapal-kapal yang masih Kembali akan menghadapi premi asuransi yang lebih tinggi.
Lloyd's List mengatakan peningkatan risiko di Pelabuhan Danube itu membuat para pedagang mengkaji ulang kelayakan rute ekspor gandum Ukraina yang masih tersisa.
Meskipun terapat jalur pengiriman darat di mana gandum dapat dikirim menggunakan truk atau kereta api, tetapi para ahli pertanian mengatakan pengiriman semacam itu tidak akan cepat atau murah untuk difasilitasi.
"Alasan mengapa kebanyakan pengiriman dilakukan dengan kapal adalah karena itu yang mengeluarkan biaya termurah, sehingga rute-rute lain akan menambah ongkos pengiriman gandum dan harga gandum akan naik, kata Mike Lee, seorang ahli agrikultur yang berfokus pada wilayah Eropa timur.
Lee juga mengatakan Rusia bisa saja menargetkan jalur pengiriman darat dalam berikutnya.
"Jika mereka tetap bertekad untuk memberhentikan ekspor gandum dari Ukraina maka apakah mereka akan menyerang infrastruktur kereta, mereka belum melakukannya tetapi langkah logis berikutnya adalah menyerang rel kereta api, katanya.
Laporan tambahan oleh Paul Brown, Joshua Cheetham, Filipa Silverio, Benedict Garman dan Alex Murray.
Simak Video: Zelensky Minta Rusia Disanksi Tegas Buntut Serangan Rudal ke Ukraina
Komentar
Posting Komentar