Sri Mulyani: Konsep Perumahan Berkelanjutan Butuh Inovasi By BeritaSatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sri Mulyani: Konsep Perumahan Berkelanjutan Butuh Inovasi By BeritaSatu

Share This

 

Sri Mulyani: Konsep Perumahan Berkelanjutan Butuh Inovasi

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
August 7, 2023
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di acara puncak LPDP Festival 2023, Kamis, 3 Agustus 2023.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di acara puncak LPDP Festival 2023, Kamis, 3 Agustus 2023.

Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan inovasi dan kerja sama semua pihak dibutuhkan dalam rangka menciptakan konsep perumahan berkelanjutan di Indonesia. Konsep ini penting untuk mencapai efisiensi energi, dengan tetap memerhatikan kebutuhan cooling dan ventilasi.

"Perumahan berkelanjutan adalah hal penting, tetapi konsep tersebut bukanlah one size fits all,sebuah konsep yang dapat digulirkan ke semua wilayah, masing-masing ekosistem perumahan perlu memiliki desain spesifik terhadap setiap negara atau daerah," kata Sri Mulyani Indrawati dalam acara ASEAN Chairmanship, Developing Energy Efficient Mortgage in ASEAN Region yang digelar Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (22/8/2023)

Untuk menuju ke perumahan yang efisien secara energi, kata Menkeu, semua pihak perlu bekerja sama untuk meningkatkan inovasi konstruksi gedung. "Fokusnya membatasi konsumsi energi, tetapi memperhatikan kebutuhan untuk cooling dan ventilasi," kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, pihaknya juga menyambut baik berbagai program terkait dengan perumahan berkelanjutan. Salah satunya program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk 1 juta rumah pada 2030 dan rumah bebas karbon di 2050.

Sementara Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menerangkan, bangunan gedung merupakan salah satu kontributor emisi karbon utama di Indonesia. Berdasarkan laporan Climate Transparency 2022, bangunan gedung berkontribusi 4,6% emisi langsung (pembakaran untuk penghangat, memasak, dan lain-lain) dan 24,5% secara tidak langsung (jaringan listrik untuk peralatan rumah tangga).

Untuk itu, diperlukan langkah strategis guna mendorong efisiensi pemanfaatan energi, air dan sumber daya lainnya pada bangunan, terutama bangunan perumahan melalui implementasi konsep bangunan gedung hijau sesuai amanat PP Nomor 16 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung.

"Kementerian PUPR menggagas inisiatif strategis Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP) untuk menyediakan rumah yang terjangkau, baik melalui pembangunan rumah baru maupun renovasi rumah dengan menerapkan prinsip bangunan gedung hijau," jelas Herry.

Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF Ananta Wiyogo menerangkan, sumber pembiayaan perumahan yang berkelanjutan (sustainable financing), di antaranya pengembangan blended finance IGAHP yang rencananya akan ditugaskan kepada SMF.

"Pembiayaan perumahan hijau akan meningkatkan program kepemilikan rumah dan renovasi dengan memperhatikan standar-standar efisiensi energi. Hal ini masih baru di Indonesia, kita bisa mendengarkan pengalaman-pengalaman dari sahabat kita Eropa dan Jepang, karena mereka telah mengimplementasikan hal ini lebih dulu," terang Ananta.

Indonesia optimistis dapat mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbon pada 2030 atau 160 juta ton pada 2040. Energi Transition Mechanism (ETM) Country Platform yang telah diluncurkan pemerintah pada 2022 menandai kesiapan Indonesia mengatalisasi sumber daya keuangan yang besar pada sektor energi yang dapat diandalkan dan terjangkau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages